Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dompet Digital Tak Lagi Bakar Duit, Apa Dampaknya ke Konsumen?

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadirnya e-wallet atau dompet digital yang aman, nyaman dan tidak ribet membuat pemakai merasa semakin dimanjakan.

Apalagi sejak pertama kali muncul, beberapa dompet digital memberlakukan kebijakan bakar duit atau memberikan promo yang gila-gilaan yang terbilang cukup besar.

Namun baru-baru ini beberapa merek dompet digital seperti GoPay, Dana, OVO dan LinkAja tidak lagi memberikan promo sebesar dari promo sebelumnya.

Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, dalam penelitiannya, kebijakan bakar uang tidak lagi efektif untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka waktu yang panjang.

"Dulu banyak dompet digital yang memberikan promo yang lumayan besar tapi dalam penelitian kami mengatakan tanpa promo juga banyak kok yang masih tetap menggunakan dompet digital," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Olivia memaparkan, orang-orang akan tetap melakukan transaksi tanpa promo. Sebanyak 36 persen orang tetap melakukan pembayaran jasa transportasi online walaupun tanpa promo.

Adapun sebanyak 29 persen tetap melakukan pembelian makan dan minuman, 14 persen tetap melakukan pembayaran di merchant dan 5 persen tetap melakukan transaksi pembayaran tagihan dan pajak.

Sementara dari keempat merek dompet digital yang ada, GoPay yang memiliki tingkat organic user terbanyak dan tetap memilih untuk terus bertransaksi melalui aplikasi GoPay walaupun tidak ada promo.

"Kalau dari data yang kita dapat jumlah organic user GoPay itu 54 persen yang tetap memilih GoPay walaupun enggak ada promonya, OVO 29 persen, Dana 11 persen dan LinkAja 6 persen," jelasnya.

Bahkan dalam penelitian tersebut dikatakan Olivia, GoPay adalah salah satu merek yang dianggap para customer tidak bisa hidup tanpanya.

Adapun berdasarkan data persentasenya ada 54 persen yang menganggap demikian.

Untuk fitur pendukung dompet digital banyak para konsumen, terutama kaum milenial meminta ditambahkannya beberapa fitur lain, seperti terhubung dengan tabungan, dapat melakukan pembayaran secara cicilan dan fitur transfer pengiriman uang.

"Memang kalau kita lihat awalnya orang-orang memakai dompet digital ini karena banyak promo, si aplikator terus membakar uangnya tapi karena si aplikator konsisten memberikan keamanan dan kenyamanan ke custome. Tanpa promo pun banyak ternyata yang masih memilih menggunakan dompet digital," pungkasnya.

Penelitian ini melibatkan 500 responden di lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Palembang dan Manado.

Penelitian ini juga dilakukan dengan metode wawancara tatap muka secara langsung

https://money.kompas.com/read/2020/02/12/171800226/dompet-digital-tak-lagi-bakar-duit-apa-dampaknya-ke-konsumen-

Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke