Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilirik Jokowi, Cerita Pengusaha Batik yang Bisa Raup Untung Rp 50 Juta di Pameran

Selain menunjukkan nilai budaya lokal, wastra batik juga kerap digunakan dalam acara kenegaraan dan acara formal lainnya.

Seiring kian populernya batik, para pengusaha dan perajin batik pun masih bisa bertahan dengan kreasinya, hingga meraup untung cukup besar.

Salah satu pengusaha batik di Cirebon, tepatnya di Blok Pekauman Desa Kalitengah Kecamatan Tengah Tani I, bernama Zaharoh bersama komunitasnya merintis usaha batik.

Bahkan, batik kreasinya dilirik Presiden RI Joko Widodo tahun lalu dalam sebuah pameran yang mereka ikuti.

Zaharoh mengaku saat ia hadir dalam acara Selendang Mayang di Jakarta tahun lalu, Jokowi tertarik dengan model batik Singa Barong seharga Rp 2 juta.

Batik tersebut merupakan batik tulis yang dihasilkan dalam waktu 1 bulan hingga dua bulan. Dengan proses yang manual tentulah hargaya pun tak semurah hasil printing dan cetak.

“Kami ada tiga komunitas saat itu ke Jakarta. Tapi Pak Jokowi tertarik dengan batik yang motif Singa Barong, Pak Jokowi suka dan itu panjangnya sekitar 2,5 meter,” ujar Zaharoh kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (17/2/2020).

Dalam menekuni usaha batik tulis, Zaharoh awalnya hanya memiliki dua orang karyawan. Adapun omzet yang diraupnya bisa mencapai Rp 28 juta per bulan.

Namun, saat mengikuti pameran, ia juga bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 50 juta.

“Waktu pameran Selendang Mayang di Jakarta tahun 2016, itu kami dapat sekitar Rp 50 juta,” katanya.

Soal awal mula merintis usaha batik, Zaharoh mengaku belajar dari orang tuanya. Usaha batik mulai serius ditekuninya ketika memperoleh kredit mikro dari BTPN Syariah.

Ia memperoleh fasilitas pinjaman modal usaha untuk memajukan usaha batiknya dari modal awal Rp 1,5 juta pada 2014.

Tak hanya memperoleh modal, Zaharoh juga memperoleh pelatihan membatik dan cara mengembangkan usahanya.

“Saya dapat bantuan sejak tahun 2014. Selalnjutnya kami mulai bentuk komunitas, lalu ada pelatihan dari BTPN, yang tadinya stok sedikit sekarang mulai banyanyak. Kalau batik cetak (stok) 5 kodi atau 100 kain, untuk tulis tergantung motif kadang 1 bulan 2 bulan 1 buah baru selesai,” ujar Zaharoh.

Zaharoh kini memiliki lima orang karyawan yang mana dua orang mengerjakan batik cetak dan 3 orang lainnya mengerjakan batik tulis.

Pada tahun 2019, Zaharoh meningkatkan pinjamannya menjadi Rp 10 juta. Ia berharap dengan pinjaman modal usaha tersebut, ia mampu mengembangkan usahanya hingga keluar kota atau bahkan sampai ke luar negeri.

“Pemasaran saat ini sekitar Jakarta, pernah juga kirim ke Malang dan Surabya. Sejauh ini pemesanan masih melalui Whatsapp, padahal sudah dikasih pelatihan berjualan ke Tokopedian dan Buklapak. Tapi lebih enakan yang pesan lewat Whatsapp. Cepat responnya,” jelasnya.

Meski melakukan pesanan melalui Whatsapp, Zaharoh mengaku sejauh ini belum ada pembeli iseng.

Ia berharap usaha batiknya akan terus dibina dalam pemasarannya. Ini karena ia memimpikan usaha batiknya bisa menjajal pasar ekspor.


https://money.kompas.com/read/2020/02/17/121840726/dilirik-jokowi-cerita-pengusaha-batik-yang-bisa-raup-untung-rp-50-juta-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke