LONDON, KOMPAS.com - HSBC menyatakan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekira 35.000 karyawan.
Hal ini diumumkan setelah HSBC menyatakan laba sepanjang tahun 2019 anjlok sekira sepertiga dibandingkan tahun sebelumnya.
Dilansir dari BBC, Rabu (19/2/2020), HSBC menargetkan pemangkasan biaya sebesar 4,5 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 61,7 triliun (kurs Rp 13.712 per dollar AS) hingga tahun 2020 sebagai bagian dari upaya restrukturisasi.
CEO interim HSBC Noel Quinn menyatakan, perseroan bakal mengurangi jumlah pegawai dari 235.000 orang menjadi 200.000 orang dalam tiga tahun ke depan.
HSBC sendiri meraup sebagian besar pendapatan dari bisnis di Asia. Pada tahun 2019 laba sebelum pajak HSBC mencapai 13,35 miliar dollar AS.
HSBC menyatakan, penurunan laba disebabkan penghapusan 7,3 miliar dollar AS terkait operasional perbankan investasi dan komersial di Eropa.
Adapun PHK terhadap 35.000 orang pegawai tersebut lebih besar dari perkiraan dan setara 15 persen dari total pegawai HSBC. Para analis sebelumnya memperkirakan HSBC akan memangkas 10.000 pegawai.
HSBC saat ini beroperasi di 50 negara di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Menurut perseroan, pemangkasan akan dilakukan di lini bisnis perbankan investasi di Eropa dan AS.
Namun, belum jelas di mana saja PHK karyawan akan dilakukan.
Ada kemungkinan 4 area penting akan terdampak PHK, yakni perbankan investasi di Inggris, kantor pusat grup HSBC, perbankan ritel di AS, dan pekerjaan-pekerjaan yang digantikan oleh teknologi.
https://money.kompas.com/read/2020/02/19/141300126/laba-anjlok-hsbc-buka-kemungkinan-phk-35.000-karyawan