Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Komisi VI DPR Kritik Erick Thohir Soal Rangkap Jabatan Wamen BUMN

Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu, penempatan Wamen BUMN di posisi komisaris utama kurang tepat.

“Tugas Wamen luar biasa, Pak Budi punya tugas (mengawasi) 48 sektor, Pak Tiko punya tugas (mengawasi) 73 sektor. Kami melihat mereka bukan superman,” ujar Mufti saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Mufti menilai, wakil menteri mempunyai fungsi salah satunya untuk mengawasi kinerja perusahaam BUMN. Fungsi tersebut juga dimiliki oleh para komisaris utama di perusahaan pelat merah.

Atas dasar itu, Mufti mempertanyakan manfaat dari penempatan wakil menteri sebagai komisaris utama di perusahaan pelat merah.

“Fungsi komisaris kan salah satunya melakukan pengawasan, sebagai wamen kan sudah jadi kewajiban mereka (melakukan pengawasan),” kata Mufti.

Mufti pun mempertanyakan apakah Kementerian BUMN kekurangan talenta yang mumpuni sehingga akhirnya menempatkan wakil menterinya rangkap jabatan sebagai komisaris utama di perusahaan pelat merah.

“Harapan kami dengan hadirnya BUMN ini bisa memberikan kesempatan kepada yang muda, yang pintar-pintar, diberikan ruang untuk berekspresi, berdedikasi bagi bangsanya,” ucap dia.

Diketahui, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat ini merangkap jabatan sebagai Komisaris Utama BRI. Sedangkan Wamen Budi merangkap jabatan sebagai Wakil Komisaris Utama di Pertamina.

https://money.kompas.com/read/2020/02/20/144600826/komisi-vi-dpr-kritik-erick-thohir-soal-rangkap-jabatan-wamen-bumn

Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke