Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dalam Dua Hari, Indeks Saham AS Anjlok Gara-gara Corona

Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan Selasa ditutup merosot 879 poin atau lebih rendah 3,2 persen. Dengan demikian, dalam empat hari terakhir, indeks saham Dow Jones sudah merosot 2.267 poin. Adapun dalam titik terendah perdagangan Selasa indeks tertua di dunia itu sempat turun 963 poin.

Saat ini Dow Jones tercatat lebih rendah 8 persen dari titik tertingginya. Sementara indeks S&P 500 ditutup lebih rendah 3 persen atau turun 7 persen dibanding dengan titik tinggi terbarunya. Sedangkan Nasdaq Composite mencatatkan koreksi 2,8 persen di penutupan perdagangan.

"Ini bukanlah awal dari pasar yang bearish namun bisa jadi memang awal dari sebuah koreksi," ujar Direktur Portofolio Strategy EP Wealth Advisors Adam Phillips.

"Virus corona terus menyebar dan penanganannya masih menjadi isu," sambung dia.

Namun demikian, dia menilai harga saham yang berguguran justru merupakan hal baik. Sebab artinya pasar akhirnya menetapkan harga sesuai dengan risiko yang ditimbulkan virus.

"Pasar saham seharusnya tidak berada di titik tertinggi sepanjang masa karena virus corona. Risiko terbesar adalah pendapatan perusahaan. Dan Anda mulai melihat banyak perusahaan yang mengakui dan membuat proyeksi pendapatan yang lebih rendah," kata Phillips.

Ekonom pun mengkhawatirkan dampak ekonomi dari wabah virus, termasuk pengaruhnya terhadap rantai pasokan global dan perdagangan.

Seorang Pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDS) mengatakan pembatasan perjalanan serta karantina sejauh ini terbukti berhasil di Amerika, tetapi CDS pada akhirnya memperkirakan jumlah pasien AS yang tertuliar virus corona akan meningkat.

Dalam sebuah pidato di sebuah konferensi Wakil Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve Richard Clarida mengatakan bank sentral memantau dengan cermat penyebaran virus corona sekaligus dampak ekonominya.

Dia pun menambahkan, terlalu dini untuk berspekulasi tentang dampak secara lebih detail. Menurut Clarida The Fed akan merespon jika ada sesuatu yang memicu perubahan terhadap prospek ekonomi AS.

Berita peningkatan jumlah kasus secara mendadak di Italia dan Korea Selatan menekan pasar global pada hari Senin, dengan Dow anjlok lebih dari 1.000 poin, sesuatu yang hanya terjadi dua kali sebelumnya dalam sejarah, dan terakhir terjadi di Februari 2018.

Indeks Volatilitas Pasar CBOE (VIX) yang sempat melonjak di perdagangan Senin (24/1/2020), kembali mencatatkan kenaikan 12 persen.

Obligasi safe haven US Treasury pun kembali meminat pembeli dengan yield obligasi 10-tahun turun ke level terendah baru sepanjang masa di bawah 1,32 persen.

Harga emas yang reli pada awal minggu, tercatat lebih rendah.

Benchmark minyak AS dan global juga merosot lebih dalam lantaran ekspektasi permintaan yang lebih rendah untuk energi. Hal itu disebabkan adanya proyeksi ekonomi yang melemah akibat virus korona.

Minyak berjangka AS ditutup hampir 3 persen lebih rendah pada 49,90 dollar AS per barrel, sedangkan patokan minyak global turun 2,4 persen menjadi 54,95 dollar AS per barrel.

https://money.kompas.com/read/2020/02/26/070200426/dalam-dua-hari-indeks-saham-as-anjlok-gara-gara-corona

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke