Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keluhan Pengusaha Truk, Sudah Lelah dengan Banjir Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Jakarta membuat para pengusaha angkutan barang kalang kabut. Selain jalanan yang tak bisa dilintasi, sejumlah depo penampungan kontainer juga terendam banjir pada Selasa (25/2/2020) lalu.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman, mengungkapkan kerugian akibat banjir kemarin ditaksir mencapai Rp 30 miliar karena setidaknya ada 20.000 truk besar di Jakarta yang stop operasi.

Dikeluhkannya, intensitas banjir Jakarta makin sering terjadi. Selain itu, banyak kawasan yang sebelumnya hampir kering saat banjir, saat ini malah jadi langganan genangan air.

"Sebelumnya nggak separah seperti sekarang. Tolonglah pemerintah ambil langkah. Memang kita lihat Gubernur DKI sekarang banyak tantangan tinggi, karena banjir juga dipengaruhi perubahan iklim, jadi upaya ekstra," kata Kyatmaja kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

"Saran saya ke Pemda ya harus tingkatkan manajemen penanganan banjir. Karena permukaan air laut terus meningkat, tapi kita lihat di kota-kota lain di dunia buktinya bisa dilakukan," katanya lagi.

Dikatakannya, banjir merupakan masalah serius bagi pengusaha. Banjir Selasa lalu membuat arus kontainer dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terhenti.

"Ini masalah serius, sudah sangat serius. Sekarang bagini saja, dari Januari sampai sekarang kita sudah alami banjir 4 sampai 6 kali. Sekarang lebih parah, dulu nggak separah ini," ujar Kyatmaja.

Dia mengungkapkan, hitungan kasar akibat dari puluhan ribu truk yang berhenti beroperasi hari ini, pengusaha truk mengalami kerugian hingga Rp 30 miliar per harinya.

"Akibatnya kerugian kita catat kalau dari jumlah truk yang tak beroperasi itu Rp 30 miliar per hari. Itu kita nggak hitung di luar Jakarta. Meski di beberapa lokasi ada juga yang tetap beroperasi," imbuhnya.

Menurutnya, kalkulasi kerugian itu datang dari mandeknya operasional. Banyak pengusaha truk juga harus menanggung biaya kerusakan kompenen akibat armadanya terendam banjir.

"Belum lagi pasti banyak komponen truk rusak karena kena air seperti elektrikal, aki, tangki, dan lainnya. Perbaikan satu truk kalau rusaknya parah itu bisa habis Rp 20 juta sampai Rp 30 juta," ujar Kyatmaja.

Lanjut dia, hitungan kasar itu baru kerugian yang diserita pengusaha truk. Kerugian akibat banjir hari ini tentu jauh lebih besar karena banyak perusahaan yang pasokan logistiknya terganggu.

"Truk ini kan operasional di Pelabuhan Priok, pasti terganggulah ekspor impor. Memang misalnya kita ambil barang di Priok pakai truk bisa, tapi kan percuma, tetap saja nggak bisa diantar, karena deponya kebanjiran. Jadi berhenti saja dulu, tunggu kondisi," kata Kyatmaja.

"Belum lagi kerugian pemilik barang. Nah kalau barangnya dia punya terendam, pasti rugi juga," tambahnya.

Banjir di Jakarta Utara

Kawasan Utara Jakarta selama ini jadi lintasan utama truk kontainer besar. Genangan banjir yang cukup tinggi di ruas jalan utama, membuat kendaraan besar pun tak bisa melintas.

Diberitakan Harian Kompas, di wilayah RW 010, Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, sebagian warga yang ditemui mengaku baru pertama kali daerahnya kebanjiran setinggi sekitar 30 sentimeter.

Banjir masuk hingga perumahan warga. Selama ini, meskipun Jakarta dilanda hujan deras, air hanya menggenangi area jalan raya.

"Kemarin itu di rumah kami, banjir tingginya sekitar 20 sentimeter. Ini yang paling parah karena kalaupun banjir, air tak pernah masuk ke rumah," kata Hamid (30), warga RW 010.

Tak jauh dari Rorotan, di Cakung Timur, banjir menggenangi Jalan Cakung-Cilincing, di depan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung Timur. Ketinggian air sekitar 60 cm itu melumpuhkan akses Jalan Cakung-Tanjung Priok.

Kendaraan yang melintasi Jalan Cakung-Cilincing hingga pukul 15.00 hanya truk kontainer. Jenis sedan dan sepeda motor dialihkan melewati Jalan Tol Clincing.

Banjir juga melanda warga Menteng. Padahal, Menteng bukan daerah langganan banjir. Roman, Ketua RT 004 RW 002 Kelurahan Menteng, mengatakan, air mulai naik ke rumah warga, Minggu pukul 01.30 dan mulai surut 09.00.

Menurut dia, wilayah Jalan Anyer, Menteng, selama ini tidak pernah banjir. Bahkan, saat banjir awal Januari lalu, lingkungannya bebas dari banjir. Saat ini, 014 RT di RW 002 kebanjiran minimal 10 cm.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Minggu siang, 13 kelurahan di Jakarta Pusat terendam, menggenangi 18 ruas jalan. Ketinggian air berkisar 20-100 cm.

Banjir juga melanda 10 kelurahan di Jakarta Utara, 6 kelurahan di Jakarta Barat, 9 kelurahan di Jakarta Selatan, dan 24 kelurahan di Jakarta Timur. Banjir menyebabkan 677 keluarga atau 2.399 jiwa mengungsi.

Kepala Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Utara Aji Antoko mengatakan, Senin kemarin, didistribusikan 4.000 paket makanan siap saji untuk warga terdampak banjir. Bantuan didistribusikan ke delapan lokasi di tujuh kelurahan.

"Ketujuh kelurahan bagian dari Kecamatan Cilincing, Koja, dan Kelapa Gading," katanya.

https://money.kompas.com/read/2020/02/26/102328426/keluhan-pengusaha-truk-sudah-lelah-dengan-banjir-jakarta

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke