Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akibat Corona, Pendapatan Perusahaan AS dan Eropa di China Diprediksi Anjlok hingga 50 Persen

Hal tersebut utamanya terjadi di pabrik-pabrik industri asing yang beroperasi di China. Dengan demikian, maka berisiko meningkatkan kerugian pendapatan akibat virus corona yang telah menewaskan lebih dari 2.700 orang di negara tersebut.

Seperti dilansir dari CNBC, wabah virus corona telah membuat lebih dari setengah perekonomian di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu memperpanjang masa penutupan produksi sejak Tahun Baru Imlek setidaknya satu minggu.

Namun demikian, untuk memperkecil potensi persebaran virus, otoritas setempat pun menghimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang di satu tempat.

Beberapa kota seperti Beijing bahkan telah memberlakukan aturan karantina selama 14 hari untuk orang-orang yang baru saja kembali dari kota lain di negara tersebut.

Gangguan arus perjalanan, yang terjadi baik untuk arus perjalanan manusia maupun barang merupakan tantangan utama bagi perusahaan asing di China saat ini.

Ketua Kamar Dagang AS yang berbasis di Beijing Greg Gilligan pun mengatakan, masih banyak orang yang memilih untuk tinggal di beberapa kota yang tersebar di China dan tidak bisa kembali ke tempat tinggal mereka.

Sebagian besar dari 169 perusahaan yang merespon survei yang dilakukan oleh kamar dagang setempat menilai masih terlalu awal bagi mereka untuk bisa memutuskan besaran kerugian dari penangguhan produksi tersebut.

Adapun 10 persen di antaranya menilai, kerugian akibat virus corona yang membuat rantai produksi nyaris mati di Negeri Tirai Bambu itu bisa mencapai 71.400 dollar AS atau setara dengan Rp 999,6 miliar per hari (kurs Rp 14.000).

Secara lebih rinci, Kamar Dagang Amerika Serikat untuk Beijing menilai, jika bisnis mereka bisa kembali berjalan normal per 30 April, maka hampir separuh dari proyeksi pendapatan mereka di China bakal terkikis. Namun jika ancaman virus tersebut bakal terus berlangsung hingga 30 Agustus, para pengusaha yang menjadi responden survei menilai lebih dari 50 persen pendapatan mereka jeblok.

Adapun Kamar Dagang Jerman dan Uni Eropa di China (577 responden) menilai pendapatan perusahaan asing di China bakal merosot di kisaran double digit, dengan perkiraan dalam satu kuartal pendapatan perusahaan bisa terperosok lebih dari 20 persen.

Untuk Kamar Dagang Inggris pun memiliki proyeksi yang sama.

Sementara pemerintah China sendiri memiliki gambaran yang beragam mengenai waktu kembali bekerja untuk beberapa perusahaan.

Misalnya saja, untuk perusahaan-perusahaan besar dan penting seperti perusahaan produksi makanan, bakal memiliki tingkat kembali bekerja yang lebih tinggi. Meski secara keseluruhan hampir seluruh industri tengah tertatih-tatih di tengah wabah virus corona yang menginfeksi puluhan ribu jiwa di seluruh dunia.

Pada hari Rabu (26/2/2020) lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dalam penilitiannya mengenai perusahaan kecil dan menengah menyatakan secara keseluruhan, 32,8 persen pekerja telah kembali beraktifitas, naik 3,2 poin persentase dari hari Minggu (23/2/2020).

Adapun untuk bisnis manufaktur dalam skala yang lebih kecil, sebanyak 43,1 persen pekerja kembali beraktifitas atau naik 6,2 persen dari periode Minggu.

Adapun untuk tujuh provinsi lain yang tak disebutkan namanya, kecenderungan untuk kembali bekerja mencapai setidaknya 40 persen.

Pada hari Selasa, Departemen Perhubungan setempat mengungkapkan tingkat kembali bekerja untuk beberapa proyek konstruksi paling tinggi sebesar 50 persen, dan hanya 25,9 persen untuk layanan penerbangan sipil.

https://money.kompas.com/read/2020/02/29/154200726/akibat-corona-pendapatan-perusahaan-as-dan-eropa-di-china-diprediksi-anjlok

Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke