KOMPAS.com – Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif.
Dia menjelaskan, saat ini Kementan telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.
Sarwo mengatakan itu terkait intensitas hujan yang meningkat di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) yang menyebabkan banjir di area persawahan.
Untuk itu, lanjutnya, Kementan pun menyatakan pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjit.
Dia menerangkan, saat ini, Kementan masih mendata jumlah pasti berapa luas lahan persawahan tani yang terdampak banjir.
"Kami sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah," kata Sarwo Edhy seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/2/2020).
Meski begitu, dia menambahkan, banjir yang menerjang lahan persawahan di wilayah Jabar belum mengganggu aktivitas pertanian.
Menurutnya, kategori banjir yang merendam areal persawahan dapat dikatakan mengganggu tergantung dari umur tanaman yang terdampak serta tinggi genangan.
"Itulah pentingnya mekanisasi pertanian. Kami harus siap selalu pompa air apabila terjadi banjir atau kekeringan," ujarnya.
Lebih lanjut, Sarwo menjelaskan pemerintah juga akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir.
Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektar,” tuturnya.
Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, tambahnya, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis.
Sarwo mengatakan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkirakan cukup bagi petani untuk melakukan budidaya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan pupuk.
"Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya," ungkapnya.
Banjir di area persawahan Jabar
Perlu diketahui, belasan ribu hektare sawah setidaknya di 16 kabupaten di Jawa Barat terancam puso karena terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan, berdasarkan data terbaru dari pemantauan lapangan petugas kemarin, sejumlah luasan sawah terkena dampak banjir.
“Pantauan bencana alam banjir di 17 kabupaten dari total 166.715 hektare lahan sawah, sebanyak 13.234 hektare sudah terkena banjir,” tuturnya.
Dia menambahkan, dari catatan yang diperolehnya, dari sekian yang terdampak, terdapat 391 hektar sawah puso.
Rincian puso tersebut adalah daerah Kabupaten Bandung seluas 70 hektar, Kabupaten Bogor 311 hektare, Subang 5 hektare, dan Majalengka 2 hektare.
Lahan yang terkena banjir paling banyak sendiri tercatat berada di Kabupaten Cirebon yaitu 3.917 hektar, Subang 3.051 hektar, Bekasi seluas 2.567 hektare, dan Karawang 1.522 hektare.
Hendy memastikan, pihaknya masih menerjunkan petugas penyuluh pertanian lapangan dan Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) untuk terus mendata luasan yang terkena banjir.
“Apabila memungkinan, dinas provinsi dan kabupaten akan membantu petani dalam pengadaan benih padi untuk tanam ulang,” tandasnya.
https://money.kompas.com/read/2020/03/01/090434626/kementan-pastikan-penanggulangan-banjir-di-persawahan-lebih-efektif