Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 14.283 per dollar AS atau melemah 18 poin sebesar 0,13 persen dibanding penutupan Senin Rp 14.265 per dollar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan kebijakan yang direspon positif oleh pasar. Namun sentimen virus corona masih menjadi hambatan rupiah untuk bergerak menguat.
"Rupiah dalam penutupan perdagangan sore ini ditutup melemah tipis, karena pasar (masih) merespon data eksternal terutama laporan WHO tentang lonjakan virus corona," kata Ibrahim.
Paket kebijakan dari BI tersebut antara lain rencana meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan. Selanjutnya, menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dari 8 persen menjadi 4 persen dari DPK.
Kemudian, penurunan GWM untuk rupiah sebesar 50 bps. Lalu, BI memperluas cakupan underlying investor asing dalam melakukan lindung nilai (hedging) termasuk jika ingin masuk ke pasar DNDF.
Kebijakan terakhir, BI memperbolehkan investor global untuk menggunakan jasa bank kustodi asing maupun domestik dalam berinvestasi di Indonesia.
Kebijakan ini akan efektif per 16 Maret 2020 nanto dan diharapkan kelonggaran ini dapat memompa likuiditas di pasar.
https://money.kompas.com/read/2020/03/03/163934626/rupiah-masih-loyo-di-sesi-penutupan-meski-ada-kebijakan-moneter-baru