Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelaku Usaha Wisata Lokal Raja Ampat Keluhkan Mahalnya Pengelolaan Homestay

Dalam pertemuan yang diselenggarakan pekan lalu, para pelaku usaha tersebut mengungkapkan kendala yang terkait adalah pengelolaan home stay, mahalnya biaya transportasi, kebutuhan bahan bakar yang tinggi dan pemandu wisata atau tour guide. Para pelaku usaha itu skala UKM yang umumnya adalah masyarakat lokal.

Menanggapi berbagai kendala tersebut, Teten mengatakan akan mendukung pelaku usaha pariwisata lokal sehingga dapat berkembang dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 

"Inisiatif komunitas masyarakat lokal yang sudah menjalankan kegiatan ini sudah luar biasa, hanya saja belum terintegrasi. Ini akan ditindaklanjuti oleh secara teknis," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (3/3/2020). 

Menurutnya berbagai kekurangan harus segera dilengkapi untuk bisa memenuhi kebutuhan para turis. Teten menginginkan koperasi hadir di Raja Ampat untuk bisa mengakomodir para komunitas di beberapa sektor tersebut agar bisa saling berinteraksi dan membangun supply chain.

Untuk masalah homestay, Teten meminta agar pelaku usaha membuat bangunan berciri khas Papua karena turis lebih menyukai bentuk yang alami daripada bangunan beton. Selain itu, Menteri menekankan pentingnya menjaga kebersihan di dunia pariwisata.

Ia juga meminta agar pelaku usaha melakukan pemasaran lewat aplikasi seperti Airbnb.

"Saya optimis Papua lewat homestay saja mereka bagus, listriknya masih dari solar nanti kita minta sama PLN melalui Kementerian ESDM untuk kelistrikan di Papua Jadi program dia tinggal langsung diarahkan ke daerah," kata Teten.

https://money.kompas.com/read/2020/03/03/201252826/pelaku-usaha-wisata-lokal-raja-ampat-keluhkan-mahalnya-pengelolaan-homestay

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke