Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona Berdampak ke Kredit Bermasalah? Ini Penjelasan Bank

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) bank-bank besar berpotensi naik akibat mewabahnya virus corona yang menampar beberapa sektor, utamanya sektor pariwisata.

Menanggapi hal itu, sejumlah bank besar buka suara. Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Tigor M Siahaan mengatakan, wabah virus corona memang menjadi tantangan tersendiri untuk perbankan.

Dia mengakui, beberapa sektor pasti terpengaruh virus mematikan itu.

"Kita terus memantau karena ada beberapa yang pasti terpengaruh. Tapi ini terbelah-belah (ada yang terpengaruh dan ada yang tidak). Tapi untuk sementara waktu memang bukan sesuatu yang sangat deep," kata Tigor di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Kendati demikian, dia bersyukur pemerintah termasuk BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Keuangan telah menggulirkan kebijakan moneter dan fiskal untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Hal itu, dia bilang, akan berpengaruh baik bagi rasio kredit macet.

Adapun kebijakan yang digulirkan, antara lain pelonggaran suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) ke level 4,75 persen dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah merelaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon hingga Rp 10 miliar dan relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit.

Artinya, untuk setahun ke depan, OJK hanya mengacu pada 1 pilar kolektabilitas bank, yang sebelumnya terdapat 3 pilar.

"Kita terus mengantisipasi, dan sekarang pemerintah telah memberikan pelonggaran ke nasabah kami. Jadi memang ini ada shock, tapi recovery-nya ada," ucap Tigor.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengatakan, kebijakan yang digulirkan pemerintah membuat perbankan tetap optimis.

"Ada gejala ini, tapi didukung dengan orkestrasi kebijakan dan pelonggaran yang suportif sehingga kita tetap optimis menghadapi tantangan seperti ini. Artinya koordinasi dan risk management semakin baik," ucap Sunarso.

Adapun, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, sejauh ini wabah virus belum mempengaruhi kualitas kredit perbankan.

Namun, paket kebijakan dari pemerintah yang disosialisasikan saat ini membuat perbankan bisa ambil langkah untuk mampu mengantisipasi risiko kredit macet.

"Sebetulnya ini baru sinyal. So far sih belum ada yang jadi NPL. Tapi action itu sudah harus ambil, restrukturisasi, memperpanjang kredit sudah jalan. Enggak harus nunggu macet baru jalan. Kita antisipasi ke sana," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/03/05/122425826/virus-corona-berdampak-ke-kredit-bermasalah-ini-penjelasan-bank

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke