Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diterpa 2 Sentimen Negatif, Rupiah dan IHSG Rontok

IHSG ditutup pada level 5.136,80 atau turun 361,71 poin (6,58 persen) dibanding penutupan Jumat pekan lalu 5.364,60. Sepanjang pergerakannya, IHSG sempat menyentuh level terendah pada pukul 15.30 WIB di level 5.133,15.

Sebanyak 43 saham melaju di zona hijau dan 382 saham merah. Sedangkan 102 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 9,4 triliun dengan volume 7,2 miliar saham.

Seluruh saham Asia dan Wall Street juga sebelumnya ditutup di zona merah. Index Dollar turun 0,83 poin atau 0,86 persen sementara indeks Dow Jones DJI turun 256,50 poin atau 0,98 persen. S&P 500 turun 51,57 poin atau 1,17 persen. Nasdaq juga turun 162,98 poin atau 1,87 persen.

Indeks Nikkei Jepang turun 1.051 poin atau 5,07 persen. Hang Seng Hong Kong turun 1.106,19 poin atau 4,23 persen, dan Shanghai Composite Index juga turun 91,22 poin atau 3,01 persen.

Rupiah juga terpantau turun tajam 150 poin atau 1,05 persen pada level Rp 14.392 per dollar AS dibanding penutupan Jumat pekan lalu Rp 14.242 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, sentimen wabah virus corona atau Covid-19 saat ini sudah menyebar lebih dari 50 negara, sehingga kondisi global semakin memburuk.

Di samping itu jatuhnya harga minyak mentah apalagi dibarengi perang tarif mengakibatkan harga minyak terpuruk lebih dalam dan hampir mengalami kerugian 30 persen di level 27,23 dollar AS.

Sentimen lainnya adalah, analisis dari Modys menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,4 persen menjadi 2,1 persen.

"Ini menambah beban kembali bagi bank sentral global untuk kembali bersama-sama menurunkan suku bunga dan menggelontorkan stimulus," kata Ibrahim.

Penyebab Internal

Dari sisi internal, pemerintah dan Bank Indonesia mengakui kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian akibat berbagai hal seperti; perang dagang yang belum usai, virus corona dan perang tarif antara negara OPEC dan Non OPEC.

"(Ini menyebabkan) ketidakstabilan pada ketahanan ekonomi dalam negeri sehingga berdampak negatif terhadap rupiah," ujarnya.

Ibrahim mengatakan ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk merespon menurunnya globalisasi, tiga langkah tersebut dinilai harus dilakukan dengan koordinasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia.

"Tiga hal tersebut adalah sinergi, transformasi dan inovasi. Sehingga fundamental ekonomi dalam negeri akan kembali pulih dari hadangan tersebut," tegas Ibrahim.

https://money.kompas.com/read/2020/03/09/164032526/diterpa-2-sentimen-negatif-rupiah-dan-ihsg-rontok

Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke