JAKARTA, KOMPAS.com - Pada perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka memerah.
Bahkan di sesi pertama perdagangan, IHSG sempat menyentuh titik terendah di level 4.929,56.
Adapun pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup turun 2,94 persen atau 151,54 poin pada level 5.002,55.
Pada tiga pekan belakangan, pergerakan IHSG terus merosot. Hal tersebut juga sejalan dengan kinerja pasar saham di berbagai belahan dunia lain.
Valuasi nilai saham yang cenderung murah ini bisa menjadi salah satu peluang untuk memulai investasi melalui instrumen reksa dana.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Afifa menyampaikan dengan kondisi pasar yang gejolaknya tinggi seperti saat ini, investor tidak perlu panik dan melakukan aksi jual portofolio secara besar-besaran.
"Logicnya dipakai, jangan ikut panik, back to fundamental," ujar Afifa.
Lebih lanjut Afifa menjelaskan, investor yang ingin mulai berinvestasi melalui instrumen pasar saham sebaiknya menambahkan portofolio investasinya dengan lebih berhati-hati.
Lebih lanjut menurutnya, saat ini harga reksadana saham cenderung murah jika dibandinglan dengan harga selama tujuh tahun belakangan.
"Kalau kita lihat dari harga rata-rata ini sudah di bawah 7 tahun moving average, dua standar deviasi. Artinya selama tujuh tahun ini, this is a better level," ujar dia.
"Boleh menambah, tapi jangan langsung besar. Karena volatilty akan tetap remain," jelas Afifa.
Selain itu, dirinya juga menegaskan, penting bagi investor untuk mengetahui jangka waktu serta tujuan investasi yang dilakukan.
"Kalau perutnya kuat, jangka panjang saham bisa diambil. Tapi jangan kebutuhan jangka pendek ambilnya saham. Itu kan sudah salah profiling," jelas dia.
https://money.kompas.com/read/2020/03/12/135839026/ihsg-jeblok-momentum-tepat-top-up-reksa-dana-saham
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.