BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan OPPO
Salin Artikel

87 Tahun Berkiprah, Ini Rahasia Wong Hang Tailor Tetap Eksis di Industri Fashion

KOMPAS.com – Berawal dari sebuah rumah di Jalan Pahlawan, Surabaya pada tahun 1933, Wong Hang seorang pria asal China memulai kiprahnya sebagai penjahit pakaian formal untuk pria.

Kala itu, jas buatan Wong Hang banyak digemari orang-orang Belanda dan Jepang karena jahitan yang halus dan pas di badan pemakainya.

Namun, tahun 1983 Wong Hang meninggal di usia 50 tahun dengan meninggalkan 5 mesin jahit dan beberapa gulung kain dari langganannya yang belum selesai dikerjakan.

Usaha tersebut kemudian diteruskan oleh anak sulungnya, Wongso Subroto. Di tangannya, Wong Hang Tailor terus berkembang pesat dan mampu melakukan ekspansi ke berbagai kota besar di Indonesia.

Kini 87 tahun telah berlalu, namun Wong Hang Tailor masih dikenal hingga sekarang. Bahkan, Wong Hang Tailor telah memiliki 16 cabang yang tersebar di berbagai daerah, seperti Bandung, Semarang, Makassar, hingga Medan.

Untuk bertahan di industri fashion selama puluhan tahun tentunya tidak mudah. Apalagi, dunia fashion sangat dinamis dengan tren yang terus berubah. Namun demikian, Wong Hang Tailor berhasil menaklukkan tantangan tersebut dan dapat terus bertahan hingga saat ini.

Salah satu penerus Wong Hang Tailor, Samuel Wongso membagikan cerita dan kiat mereka bisa terus bertahan di industri fashion Indonesia.

Mempertahankan ciri khas

Menurut Samuel, salah satu rahasia di balik eksistensi Wong Hang Tailor adalah memiliki ciri khas yang membedakan jas buatan mereka dengan yang lainnya.

“Ciri khas kami adalah jas handmade. Craftsmanship yang dibuat dengan tangan. Masih menonjolkan sisi tradisional, seni membuat jas itu sendiri,” kata pria yang juga desainer pakaian pria itu.

Meskipun kini jas pria bisa dengan mudah di dapatkan di toko-toko pakaian atau mal, jas karya Wong Hang Tailor tetap diminati karena dibuat sesuai dengan bentuk tubuh dan gaya busana pemakainya.

“Jas untuk satu pelanggan pastinya berbeda dengan pelanggan lainnya. Karena semua customize, made to measure. Benar-benar satu desain untuk satu orang,” ucap Samuel melalui sambungan telepon dengan Kompas.com, Rabu (19/2/2020).

Selain itu, Wong Hang Tailor pun bukan sekadar membuat jas sesuai permintaan pelanggan. Samuel mengungkapkan, mereka juga membantu memilihkan busana yang cocok dan tepat untuk pelanggan dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Karena, kata Samuel, banyak pria yang ketika datang ke tokonya masih bingung bagaimana berbusana formal dan padupadan yang tepat.

“Untuk itu kami pilihkan semuanya. Kalau kemejanya ini, jasnya yang ini. Dasinya saya pilihkan juga. Sepatu sampai ikat pinggang pun kami bantu pilih,” imbuhnya.

Membangun kepercayaan

Selain itu, kepercayaan pelanggan juga menjadi kunci Wong Hang Tailor dapat terus eksis hingga saat ini. Kepercayaan itu dibangun lewat hal-hal kecil. Salah satu contohnya, Samuel selalu konsisten mengenakan jas atau pakaian formal pada setiap kegiatannya.

“Sejak dulu style saya sudah terbentuk seperti ini dan orang-orang akan lebih trust kalau saya konsisten. Apalagi bisnis yang saya kerjakan itu jasa tailoring,” papar Samuel yang merupakan generasi keempat penerus Wong Hang Tailor.

Tidak hanya konsisten menggunakan jas, Samuel juga berusaha untuk mencoba berbagai jenis kain sampel jas sebelum merekomendasikannya ke orang lain.

Pasalnya, kata Samuel, sebelum orang lain mempercayakan busana yang akan dikenakan pada dirinya. Dia harus mengetahui terlebih dahulu seluk beluk produk yang dibuatnya.

“Jadi, saat ada pelanggan datang dan mereka konsultasi busana apa yang cocok dengan kebutuhan mereka, saya bisa menjawab semuanya,” kata Samuel.

Terus berinovasi

Walaupun sudah dikenal banyak orang, Wong Hang Tailor tidak mau berdiam diri. Mereka terus menelurkan inovasi-inovasi baru agar tetap relevan dengan perubahan zaman dan teknologi.

Salah satunya dengan meluncurkan aplikasi Stevano Brill, yang diluncurkan pada Juli 2019 lalu. Samuel menjelaskan, aplikasi ini dirancang untuk generasi milenial yang dinamis dan menyukai kepraktisan.

Ia melanjutkan, Stevano Brill merupakan aplikasi fashion pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). Teknologi itu memanfaatan kamera handphone untuk mengukur tubuh secara virtual.

“Memang kalau soal keakuratan lebih baik datang dan mengukur langsung di toko. Namun, kami menjamin selisihnya hanya sedikit. Selain itu, aplikasi ini bisa sangat mempermudah pelanggan,” terang pria berusia 29 tahun ini.

Dengan begitu, pelanggan tetap bisa memiliki jas berkualitas yang pas untuk tubuhnya tanpa perlu repot-repot pergi ke toko.

Inovasi kunci menuju masa depan

Apa yang dilakukan Wong Hang Tailor tersebut menjadi bukti bahwa terus berinovasi menjadi salah satu kunci sebuah perusahaan bisa terus relevan dan bertahan di tengah tantangan perubahan zaman dan teknologi.

Semangat untuk terus berinovasi itu jugalah yang dimiliki oleh Oppo sebagai salah satu perusahaan yang berkutat di bidang teknologi. Oppo berupaya untuk selalu terdepan dalam hal inovasi teknologi smartphone.

Salah satu inovasi terdepannya telah ditanamkan pada Oppo Find X2 yang memiliki keunggulan di sisi layar. Seri premium ini mengusung teknologi waterfall-screen display yang dipadukan dengan layar beresolusi 2K dengan refresh rate 120Hz.

Layarnya pun mengadopsi teknologi layar 10 bit yang mampu menampilkan 1 triliun warna untuk menghasilkan warna lebih akurat dan nyata.

Tak ketinggalan, smartphone itu juga dibekali dengan konektvitas cepat 5G dan teknologi SuperVOOC 2.0 Flash Charge, yang hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengisi penuh daya baterai.

Semua inovasi teknologi yang disematkan pada Oppo Find X2 menjadikannya smartphone yang dapat diandalkan untuk mendukung seluruh aktivitas penggunanya, baik dari segi entertainment maupun profesional.

https://money.kompas.com/read/2020/03/13/100700926/87-tahun-berkiprah-ini-rahasia-wong-hang-tailor-tetap-eksis-di-industri

Bagikan artikel ini melalui
Oke