Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Foopak Bio Natura, Inovasi Sinar Mas yang Ramah Lingkungan

KOMPAS.com –  Sinar Mas melalui salah satu anak perusahaannya penghasil pulp-tissue dan kertas, terus berupaya untuk mengembangkan produk kemasan kertas yang ramah lingkungan.

Hasilnya melalui penelitian yang komprehensif, pada 2017 salah satu anak perusahaan Sinar Mas tersebut resmi meluncurkan kemasan kertas ramah lingkungan mereka, yakni Foopak Bio Natura.

Kemasan itu telah tersertifikasi EN13432 dari pengujian berstandar Eropa dan Internasional, serta terbukti dapat terurai dalam 12 minggu.

Hal itu pun membuktikan komitmen Sinar Mas dalam kelestarian lingkungan dan ekosistem berkelanjutan.

Saat ini, Foopak Bio Natura sudah dapat diproduksi dan digunakan sebagai alternatif kemasan makanan berbahan kertas yang dapat didaur ulang, sehingga tidak memenuhi tempat pembuangan akhir (TPA) seperti keresek plastik.

Foopak Bio Natura pun telah menerima banyak penghargaan dan predikat, salah satunya Sustainability Product of The Year oleh BIG Awards 2018.

Ada pula penghargaan Green Supply Chain Award oleh SDCE Awards 2018 dan Product of the Year dari Environmental Leader Awards 2019.

Terciptanya Foopak Bio Natura tentu perlu dukungan para stakeholder terkait, khususnya pelaku bisnis kuliner dan para konsumen agar memilih kemasan makanan yang dapat didaur ulang.

Sejak 2017 pula, kemasan ramah lingkungan itu telah diperjualbelikan ke berbagai produsen makanan dan minuman di seluruh dunia.

Misi mengurangi sampah plastik

Terciptanya Foopak Bio Natura dilatarbelakangi kampanye pengurangan sampah plastik yang makin gencar.

Terlebih berdasarkan data Statista Institut Pertanian Bogor, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik nomor dua tertinggi dunia setelah China.

Produksi paper cups di seluruh dunia pun mencapai 320 miliar per tahun pada 2018. Jika disejajarkan, panjangnya setara perjalanan pulang-pergi 33 kali dari Bumi ke Bulan.

Angka itu terus naik seiring tren konsumsi makanan dan minuman dengan cara take away atau delivery.

“Lebih mudah pesan makanan lewat aplikasi online. Selain banyak promo, juga tidak bikin repot,” kata pekerja di kawasan Thamrin Ingrid Pangalila yang sering memesan online.

Meski demikian, ia melanjutkan jika imbasnya adalah menaikkan jumlah sampah plastik dan bungkus makanan.

Padahal berdasarkan data, hanya 1 persen dari 320 miliar paper cups yang bisa didaur ulang karena susahnya memisahkan lapisan plastik.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah memiliki misi mengurangi sampah plastik sebesar 30 persen sampai 2025.

Di kota besar seperti Bali dan Jakarta, semua restoran sudah harus meniadakan sedotan plastik dan kantong plastik sekali pakai dikenai biaya tambahan.

Gubernur Jakarta pun mengimbau kantong plastik sama sekali ditiadakan melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada pusat perbelanjaan, swalayan, dan pasar rakyat.

https://money.kompas.com/read/2020/03/13/121505226/foopak-bio-natura-inovasi-sinar-mas-yang-ramah-lingkungan

Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke