Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tangani Virus Corona, Faisal Basri Minta Indonesia Belajar dari Negara Lain

Meskipun pengidap virus corona di Indonesia menurut dia, terbilang relatif sedikit dibanding negara lain, seperti Singapura dan Malaysia. Namun, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Menurut Faisal, penetapan keadaan darurat perlu diputuskan segera sebelum wabah kian meluas.

"Pertama, belajar dari kasus negara lain. Di Eropa, Italia dan Spanyol adalah negara paling banyak terjangkit dan korban jiwa. Sementara itu, Jerman dan Swedia sudah ribuan warganya yang terjangkit, namun jumlah kematian sangat rendah, masing-masing 11 orang dan tiga orang," katanya seperti dikutip dari faisalbasri.com, Jakarta, Senin (16/3/2020).

"Dari yang berstatus masih kasus aktif (Jerman 5.738 orang dan Norwegia 1.020 orang), yang dalam keadaan kritis masing-masing hanya dua orang," ujarnya lagi.

Dia juga membandingkan, angka wabah virus corona dengan negara tetangga. Di mana Malaysia dan Singapura masing-masing telah terjangkit sebanyak 428 orang dan 226 orang, namun tidak seorang pun yang meninggal dunia.

Demikian juga dengan Israel, Saudi Arabia, Bahrain (Asia), Portugal, Finlandia, dan Islandia (Eropa), Brazil (Amerika Selatan) yang jumlah penderitanya ratusan namun belum satu orang pun terenggut jiwanya.

Dia menyarankan Jokowi merevisi tim gugus percepatan penanganan virus corona. Dia mengibaratkan, ketika menghadapi perang, harus ada satu komandan harus kredibel dan kompeten agar diikuti seluruh jajaran di bawahnya.

"Kita berharap Presiden merevisi total desain dua tim khusus yang telah dibentuk, yaitu Satgas dan Tim Reaksi Cepat dan Penanggulangan Coronavirus. Sebaiknya hanya ada satu tim saja yang langsung di bawah Presiden," kata Faisal.


Faisal menambahkan, tim yang dibentuk tersebut, harus menyusun langkah-langkah untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat demi untuk membatasi penyebaran wabah. Setiap hari tim memutakhirkan data yang terinci dan akurat.

Karena keterbukaan informasi yang kredibel adalah salah satu kunci keberhasilan mengatasi desas-desus dan kesimpangsiuran.

"Jika setiap hari masyarakat memperoleh informasi tentang kemajuan dalam memerangi coronavirus, maka akan terjaga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan segala langkah yang ditempuhnya," katanya.

Dia pun berharap bahwa dalam kondisi negara saat ini yang membutuhkan kebersamaan, Jokowi mencabut RUU Omnibus Law. Pasalnya, setiap kebijakan berpotensi besar memicu ketegangan baru atau memecah belah berbagai elemen bangsa dan itu harus di kesampingkan dulu.

"Langkah nyata segera adalah menarik kembali rancangan undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja. Bersama kita bisa," ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2020/03/16/110900726/tangani-virus-corona-faisal-basri-minta-indonesia-belajar-dari-negara-lain-

Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke