Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembelian Gula Dibatasi, Karena Panic Buying atau Stok Kurang?

Untuk menjamin ketersediaan, Satgas meminta ketua asosiasi ritel dan stakeholder terkait membatasi pembelian bahan pokok, salah satunya gula. Pembelian gula dibatasi maksimal hanya 2 kilogram.

Menanggapi hal itu, Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta menilai, pembelian gula yang dibatasi bukan hanya terjadi karena panic buying, tapi karena gula memang sudah mengalami kekosongan akibat minimnya pasokan.

"Tapi di balik itu, gula ini bukan karena orang panic buying karena corona kan, tapi memang terjadi kekosongan karena gula ini pasokannya enggak ada," kata Tutum kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

"Jadi case-nya jangan dicampur aduk. Satu masalah pembatasan, yang kedua gula memang ada masalah tersendiri karena kekosongan," lanjutnya lagi.

Menimbulkan Curiga

Dia menuturkan, pembatasan gula justru bisa membuat konsumen curiga. Gula yang saat ini harganya telah melonjak sekitar Rp 18.000 hingga Rp 19.000 di pasaran, masih terus melonjak jauh di atas harga normal.

Sedangkan pembatasan pembelian bahan pangan biasanya terjadi dalam harga normal. Tutum kemudian menyamakannya dengan permintaan masker. Sama seperti gula, harga masker terus melonjak karena kurang suplai disamping tingginya permintaan.

"Justru orang curiga. Ini karena memang pembelian panic buying atau pemerintah memang tidak punya stok? Kan gula sekarang menyangkut harga, bukan stok lagi. Pembatasan beli itu dalam keadaan harga normal," terang Tutum.

Untuk mencegah spekulasi di kalangan masyarakat muncul, Tutum meminta pemerintah menyiapkan suplai gula yang cukup. Selain untuk mematahkan spekulasi warga, suplai gula yang cukup membuat harganya bisa jauh lebih murah.

"Orang mau spekulasi enggak mungkin. Kalau Anda cukup barang, enggak mungkin spekulasi. Kalau masker akhirnya orang spekulasi karena enggak ada pasokannya," pungkasnya.

Langka

Sebelumnya diberitakan, harga gula pasir melonjak di tengah merebaknya kabar mulai langkanya komoditas tersebut di beberapa daerah.

Biasanya gula pasir dijual sekitar Rp 12.000 - Rp 14.000 per kilogram, namun kini menjadi Rp 14.000 - Rp 16.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp 20.000/kg.

Menteri Perdagangan ( Mendag), Agus Suparmanto menyampaikan, untuk menyikapi kenaikan harga langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan melakukan operasi pasar khususnya gula dan bawang putih.

"Kalau nanti menjelang ini ada kebijakan yang merelaksasi kebijakan impor apabila dengan penanganan minggu ini belum juga. Nanti kita lebih relaksasikan lagi kebijakan impornya," ujar Agus seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (14/3/2020).

https://money.kompas.com/read/2020/03/17/192209626/pembelian-gula-dibatasi-karena-panic-buying-atau-stok-kurang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke