Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Redam Dampak Corona, Apa Saja Stimulus yang Sudah Digelontorkan ?

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak kemunculan virus corona di China, beragam stimulus digelontorkan untuk membantu sektor-sektor terdampak.

Sentimen ini juga dikatakan para analis dengan sebutan Black Swan Event atau kondisi yang tidak terduga.

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengatakan, salah satu stimulus yang digelontorkan adalah stimulus moneter dan fiskal dalam jumlah sangat besar yang dikucurkan oleh bank sentral dan pemerintah di berbagai negara.

Sebagai contoh adalah bank sentral AS Federal Reserve yang memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada Maret 2020 hingga menjadi 0 sampai 0,25 persen.

The Fed juga melakukan quantitative easing (QE) sebesar minimum 700 miliar dollar AS, yang merupakan stimulus yang sangat besar dari The Fed.

“Kami yakin hal ini akan dilanjutkan dengan langkah-langka lain seperti yield curve steepening dan pembelian commercial papers untuk mendukung likuiditas,” ujar Katarina dalam laporannya, Sabtu (21/3/2020)..

Langkah ini diambil, karena The Fed memperkirakan akan terjadi pelambatan pertumbuhan yang dalam, tetapi dalam waktu singkat. Saat ini The Fed belum mempertimbangkan kebijakan suku bunga negatif.

Bank Indonesia (BI) juga baru saja memangkas lagi suku bunga sebesar 25 basis points dan BI juga memotong giro wajib minimum untuk meningkatkan likuiditas.

“Kami memperkirakan pemangkasan suku bunga masih akan dilakukan lagi ke depannya,” ujarnya.

Stimulus fiskal juga dilakukan oleh pemerintah, termasuk pembebasan pajak penghasilan (PPh21) untuk karyawan di 19 industri, penangguhan pembayaran pajak penghasilan bagi perusahaan umum (PPh 25) dan bagi perusahaan bergerak di kegiatan impor (PPh 22).

Stimulus terakhir lebih ditargetkan ke populasi masyarakat berpendapatan menengah, menambah kategori masyarakat yang dibantu dari yang sebelumnya kebanyakan berfokus pada populasi berpendapatan rendah.

Sedangkan penangguhan PPh 22 dan PPh 25 akan membantu arus kas dari perusahaan di sektor-sektor yang paling terkena dampak negatif dari wabah Covid-19, seperti tekstil, farmasi, furnitur, otomotif, produk elektronik serta makanan dan minuman.

“Dengan melakukan penambahan stimulus, maka defisit anggaran diperkirakan melebar menjadi sekitar 2,5 persen dari PDB, namun pendanaan untuk defisit tersebut masih terkendali,” jelasnya.

Penyebaran virus corona ke berbagai negara di dunia dan penurunan drastis harga minyak dunia menyebabkan koreksi tajam terjadi di pasar finansial global.

Dengan stimulus yang sudah diberikan nyatanya kondisi ekonomi Indonesia masih terpuruk.

Sejak awal tahun sampai penutupan 18 Maret 2020, indeks harga saham gabungan (IHSG) telah turun 31 persen, sementara indeks S&P 500 dan MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terkoreksi turun 26 persen.

Mata uang dollar AS menguat terhadap semua mata uang lain, dan rupiah tergerus 9 persen sejak awal tahun dan sempat berada pada level Rp 16.000 per dollar AS.

https://money.kompas.com/read/2020/03/21/083400326/redam-dampak-corona-apa-saja-stimulus-yang-sudah-digelontorkan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke