Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daftar Harga BBM SPBU Pertamina dan Swasta Sepanjang Maret 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas wabah virus corona atau Covid-19, membuat permintaan akan minyak dunia turun drastis. Kondisi ini membuat harga minyak dunia anjlok.

Pada Rabu (18/3/2020) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menggelar Rapat Terbatas (Ratas) di Jakarta untuk membahas penyesuaian harga minyak dan gas setelah adanya penurunan harga minyak dunia hingga level 30 dollar AS per barel.

Penetapan harga BBM di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM 62K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

Berikut harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina maupun swasta selama bulan Maret 2020 di Jabodetabek.

Pertamina

  • Pertalite Rp 7.650
  • Pertamax Rp 9.000
  • Pertamax Turbo Rp 9.850
  • Dexlite Rp 9.500
  • Pertamina Dex Rp 10.200

Shell

  • Shell Regular Rp 9.075
  • Shell Super Rp 9.125
  • Shell V-Power Rp 9.650
  • Shell Diesel Rp 9.850

Total

  • Performance 90 Rp 9.075
  • Performance 92 Rp 9.175
  • Performance 95 Rp 9.650

British Petroleum (BP)

  • BP 90 Rp 9.075
  • BP 92 Rp 9.125
  • BP 95 Rp 9.650

Minyak dunia turun

Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) sempat turun 26 persen ke level 20,06 dollar AS per barrel. Harga ini merupakan yang terendah sejak tahun 2002.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, anjloknya harga minyak mentah dunia diakibatkan oleh dua hal utama, yakni perang harga antara Arab Saudi dengan Rusia dan pandemi virus corona.

Gagalnya perundingan pembatasan produksi minyak antara Arab Saudi dan Rusia justru mendorong kedua negara untuk meningkatkan produksi mereka. Hal ini kemudian terus menekan harga minyak, yang sejak awal bulan Maret 2020 telah terpangkas hingga 51 persen.

"Kesepakatan yang tak kunjung selesai untuk sangat berdampak," kata Mamit kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Berbeda dengan produksi yang terus meningkat, dari sisi permintaan minyak mentah justru menurun. Virus corona yang telah dinyatakan sebagai pandemi mengakibatkan terjadinya pelemahan ekonomi di berbagai dunia.

Bahkan, dua negara adidaya, China dan Amerika Serikat sudah mulai berpotensi menuju perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"China,sebagai negara pengguna BBM terbesar kedua di dunia jelas mengalami pelemahan perekonomian mereka. AS juga sekarang sedang menuju kesana karena pandemi corona," tutur Mamit.

Semakin minimnya perjalanan yang dilakukan oleh maskapai juga dinilai Mamit berdampak terhadap menurunnya permintaan minyak mentah dunia.

"Di mana kebutuhan akan bahan bakar pesawat jelas mengalami penurunan yang drastis," kata dia.

Oleh karenanya, harga minyak mentah diproyeksi akan terus tertekan seiring dengan produksi yang terus meningkat sementara permintaan menurun.

Lebih lanjut, Mamit menyebutkan pada bulan depan, April 2020, stok minyak mentah akan membanjiri pasar, sehingga harga minyak diyakini masih akan terus mengalami tekanan.

"Bahkan beberapa analis menyampaikan bulan April adalah bulan terburuk untuk harga minyak dunia karena berlebihnya supply," ucap dia.

(Sumber: KOMPAS.com/Rully R. Ramli | Editor: Erlangga Djumena)

https://money.kompas.com/read/2020/03/22/102941326/daftar-harga-bbm-spbu-pertamina-dan-swasta-sepanjang-maret-2020

Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke