Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Harap IMF Bisa Bantu Negara Terimbas Virus Corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus virus corona (Covid-19) yang kian tersebar luas di 189 negara turut memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengatakan, di dalam rapat luar biasa antar menteri keuangan dan gubernur bank sentral di seluruh dunia dijabarkan, Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini memiliki dana sekitar 1,5 triliun dollar AS untuk membantu penanganan virus corona.

Sri Mulyani pun berharap, alokasi dana tersebut bisa digunakan untuk membantu pencegahan krisis bagi negara anggota IMF.

Dana tersebut terutama diperuntukkan kepada negara-negara yang mengalami aliran modal asing yang keluar secara beramai-ramai.

"Saat ini IMF akan menggunakan resource yang dimilikinya yakni 1 triliun dollar AS plus tambahan 500 billion US dollar untuk dijadikan fasilitas swap line kepada seluruh anggota IMF. Ini masih perlu dapat persetujuan dari seluruh shareholder," kata Sri Mulyani dalam video conference dengan awak media di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

"Dengan tambahan 500 billion, diharapkan IMF bisa bantu secara otomatis yang saat ini hadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari US dollar atau hard currency forex yang sangat ketat," ujarnya.

Namuh demikian, Sri Mulyani tak menegaskan apakah Indonesia perlu mendapat bantuan tersebut.

Sebagai informasi, fasilitas swap line merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di IMF untuk mencegah krisis.


Swap line bersifat precautionary line, sehingga dapat diaktivasi atau ditarik sewaktu-waktu saat negara mengalami potensi krisis neraca pembayaran dan/atau potensi krisis likuiditas jangka pendek.

Sebelumnya IMF sempat menurunkan proyeksi ekonomi dunia menjadi negatif, dari semula di atas 3 persen selama tahun ini akibat persebaran virus corona.

IMF juga menyebut kondisi global saat ini lebih buruk dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 2008.

Sementara Sri Mulyani menjelaskan, situasi yang terjadi saat ini adalah krisis di bidang kemanusiaan atau kesehatan.

Dia pun berharap, kondisi ini tak sampai melebar menjadi krisis ekonomi, sosial, maupun keuangan.

"Jadi semua negara mencoba untuk constrain, menjaga, agar krisis di bidang kesehatan dan kemanusiaan ini tidak kemudian menimbulkan spillover ke krisis ekonomi. Ekonomi kontraksi, tapi tidak berarti krisis," jelasnya.

Saat ini, pemerintah bersama dengan negara G20 terus berupaya untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi.

"Dulu trigger-nya krisis keuangan spillover ke ekonomi dan masyarakat, sekarang triggernya sektor kesehatan dan keamanan masyarakat bisa masuk ke sektor ekonomi, dan diharapkan tidak masuk ke krisis selanjutnya," tambahnya.

https://money.kompas.com/read/2020/03/25/090500626/sri-mulyani-harap-imf-bisa-bantu-negara-terimbas-virus-corona

Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke