JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terjun bebas, melaju di zona merah sejak wabah virus corona (Covid-19) melanda Tanah Air.
Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali mengatakan, IHSG yang turun sekitar 30 persen sejak 2 orang dinyatakan positif corona sudah di luar fundamental.
Ketika harga saham kian murah, investor harusnya membangun kesempatan kembali ke pasar saham.
"Ketika harga saham sedang murah, kesempatan untuk membeli dengan syarat dan ketentuan berlaku tentunya, terutama dengan saham-saham blue chip, saham-saham yang governance-nya baik, bukan saham-saham gorengan," kata Rhenald dalam konferensi video, Selasa (24/3/2020).
Yang menjadi catatan, Rhenald menyarankan Anda untuk bermain secara jangka panjang (long term), bukan jangka pendek (short term).
"Kalau perspektif Anda short term, Anda selalu mengatakan "Waduh, saya rugi karena saham saya turun,". Kemudian anda jual, Anda rugi banget. Karena perspektif Anda adalah short term," ujar Rhenald.
Sedangkan jika Anda memiliki perspektif jangka panjang, saham-saham yang mengalami penurunan drastis kemungkinan akan kembali menguat beberapa tahun ke depan.
Cara itu lebih baik alih-alih Anda harus melepasnya sekarang dan merugi.
"Misalnya kalau harga Januari itu di atas Rp 3.000, Anda tunggu saja dalam long term. Barangkali Anda bisa tunggu dalam 3-4 tahun, dia akan kembali justru di atas Rp 4.000. Jadi dalam situasi pandemik ini Anda tidak boleh bermain saham short term, Anda harus bermain long term," saran Rhenald.
"Saya kira, bagi yang main saham saat ini sedang asyik-asyiknya main saham," pungkas Rhenald.
https://money.kompas.com/read/2020/03/25/133000226/tips-investasi-saat-corona-jangan-main-jangka-pendek