Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Dampak Wabah Corona ke Industri Kopi

Soal pasar, Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) bilang, hingga saat ini untuk permintaan di tingkat global belum ada indikasi pelemahan.

"Permintaan di pasar tidak ada masalah walau Covid-19 ini mewabah, cuma masalah utama kami ialah logistik dan kesulitan mendapatkan jadwal angkut kapal, belum lagi ketersediaan kontainer," terang Moelyono Soesilo, Wakil Ketua Umum AEKI kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4/2020).

Sehingga usaha Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencari pasar baru bagi komoditas perkebunan, antisipasi melemahnya permintaan dari China, tidak terlalu relevan bagi industri kopi.

Menurut Moelyono, yang perlu disoroti ialah bagaimana jalur distribusi eksportir kopi dapat berjalan lancar.

Saat ini pelabuhan dan administrasi buka dengan waktu yang terbatas, tak jarang pengiriman kopi ke luar negeri bisa delay hingga tiga hari lebih. Padahal potensi ekspor masih besar, walau AEKI belum membidik pertumbuhan yang tinggi di tahun ini.

Sedikit banyak wabah virus corona akan berakibat pada konsumsi, Moelyono bilang asosiasi berharap setidaknya penjualan ekspor dapat menyamai dengan tahun lalu. Secara perolehan nilai, ekspor tahun lalu memang mengalami kenaikan tinggi mencapai 35 persem year on year (yoy).


Volume penjualan ekspor kopi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) memang mengalami kenaikan dimana tahun 2018 hanya 280.000 ton. Sementara di tahun 2019 kemarin volume ekspor kopi Indonesia mencapai 359.000 ton.

Sementara itu bagi produsen kopi olahan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN), manajemen menyambut baik usaha pemerintah memperkuat kopi Indonesia di pasar global. Hanya saja menurut Lie Sukiantono Budinarta, Direktur PSDN sebenarnya pasar China sejauh ini belum merupakan tujuan ekspor utama karena pasar tradisional Indonesia ialah Eropa, Amerika dan Jepang.

Mengutip data Kementerian Pertanian, pada tahun lalu sebagian ekspor kopi Indonesia dikirim ke Amerika Serikat sebanyak 52.000 ton atau 19 persen dari total volume ekspor 2019. Selanjutnya diikuti oleh Malaysia sebanyak 38.000 ton dan Jepang 30.000 ton.

Namun demikian, kata Lie, di tengah pandemi virus corona saat ini, justru kegiatan perekonomian di China lah yang sudah kembali bergerak aktif dibanding kawasan lainnya. "Maka menggarap pasar China tetap perlu ditingkatkan," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4/2020).

PSDN sendiri diketahui memiliki anak usaha yang mengelola perkebunan kopi di Bengkulu. Sebagian penjualan kopi perusahaan diisi oleh pasar ekspor dimana negara tujuan utamanya masih sekitar Asia dan menurut Lie belum ada kendala berarti dalam memasarkan produknya di tengah wabah ini. (Agung Hidayat | Anna Suci Perwitasari)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Permintaan kopi masih kuat, industri keluhkan hambatan logistik akibat virus corona

https://money.kompas.com/read/2020/04/03/200100426/ini-dampak-wabah-corona-ke-industri-kopi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke