Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementan Upayakan Pemanfaatan Alsintan Melalui UPJA dan KUB

 KOMPAS.com – Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, mekanisasi pertanian dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja petani.

Mekanisasi pertanian juga bermanfaat, terutama untuk anak muda yang enggan turun ke sawah. Terlebih, upah buruh tani kini juga masih rendah.

“Oleh karena itu, keberadaan modernisasi pertanian dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) bakal mampu menarik petani muda,” ujar Sarwo Edhy dalam keterangan tertulis, Minggu (12/4/2020).

Tak hanya menarik minat, dia juga berharap penggunaan Alsintan juga mampu menekan biaya produksi.

Menurut Dirjen PSP Kementan, Alsintan yang dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi anggota Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Mereka nantinya bisa membentuk Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), koperasi, dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan yang diberikan dalam bentuk bantuan pemerintah.

“Maka dengan UPJA, diharapkan dapat menarik minat anak-anak muda untuk ikut mengambil peranan di bidang pertanian, khususnya pengelolaan jasa Alsintan,” ujar dia.

Lebih dari itu, Sarwo mengatakan bahwa Alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah juga sudah banyak yang berhasil.

Pengelolaan UPJA dengan baik dan berkembang menjadi KUB, terbukti mampu memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Cerita sukses KUB di Sukoharjo

Sementara itu, Pengelola KUB Kepodang Topo di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Ikhsan menceritakan bahwa KUB yang dikelolanya bersama petani lain sekarang sudah menunjukkan hasil menggembirakan.

Dia mengatakan, petani yang tergabung di KUB tak perlu repot lagi dalam mengembangkan usaha taninya.

Sebab, mereka bisa menyerahkan pembibitan, olah tanah, dan panen kepada manajemen KUB dan pengelolaan Alsintan melalui UPJA.

Dengan begitu, KUB dan UPJA ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian, guna memperoleh keuntungan bagi anggota KUB.

Ikhsan melanjutkan, Alsintan yang dikelola UPJA di KUB Kepodang Topo meliputi satu ekskavator, dua traktor roda empat, duatransplanter, dan satu unit truk.

Saat ini, pihaknya sedang mengupayakan penambahan combine harvester. Rencana pembeliannya akan diupayakan melalui sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Terkait kegiatan produksi, sambung Ikhsan, dari olah lahan, pembibitan, sampai panen, petani hanya dikenakan biaya Rp 1,5 juta per patok. Mereka pun tinggal mengawasi dan merawat sampai panen.

"Pembibitan, olah lahan, hingga panen, semua dilakukan dengan Alsintan, sehingga prosesnya cepat sekali," ungkapnya.

Gabag hasil panen kemudian akan dibeli KUB dengan harga Rp 4.300 hingga Rp 4.500 per kilogram (kg) dan diproses di mesin penggilingan padi milik KUB.

"Karena sudah diserahkan ke KUB, petani tinggal terima bersihnya saja. Dengan bekerja sama dengan KUB, petani sangat diuntungkan. Sebab, biaya usaha tani yang dibebankan ke petani menjadi lebih murah,” ujar Ikhsan.

Untuk olah tanah menggunakan Alsintan, petani hanya dikenakan biaya Rp 100.000 per 1.000 meter persegi.

Untuk tanam, biaya yang dikenakan Rp 250.000 per 1.000 meter persegi, untuk panen biayanya Rp 200.000 per 1.000 meter persegi.

Sesuai kalkulasi Ikhsan, petani yang mempunyai lahan 1 hektar (ha), rata-rata mampu menghasilkan padi sebanyak 5,5 ton-6,5 ton per ha.

Apabila harga gabah (GKP) Rp 4.300 per kg- Rp 4.500 per kg, kemudian dikurangi biaya produksi sekitar Rp 9 juta, petani masih mampu mendapatkan keuntungan Rp 20 juta per ha setiap musim.

"Bahkan, petani yang hanya punya lahan satu patok, masih mampu mendapatkan penghasilan Rp 8 juta per patok setiap musim," imbuh Ikhsan.

Terkait antusiasme petani, sekitar tahun 2018 lalu, KUB itu mulai dikembangkan di Desa Dalangan di lahan seluas 170 ha.

Lantaran petani yang berminat cukup banyak, wilayah kerja KUB diperluas di enam desa. Meliputi Desa Majasto, Pojok, Kateguhan, Ponowaren, Tangkisan, dan Dalangan.

"Kini luas areal sawah yang dikelola KUB sudah bertambah sebanyak 1.033 ha dengan jumlah petani sekitar 2.400 orang," ujar Ikhsan.

Memanfaatkan Alsinta

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bantuan Alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Menurut Mentan, ketika petani menggunakan Alsintan, maka usaha taninya lebih efektif dan efisien.

"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5-6 hari per ha. Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha," ujar Syahrul.

Dengan begitu, sambung dia, penggunaan alsintan mampu membuat produksi jadi 40 persen lebih efisien.

Mentan menambahkan, jika Alsintan dikelola dengan baik, bisa saja ia mampu mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula dua kali per tahun, menjadi tiga kali per tahun, sehingga meningkatkan produktivitas tanaman.

Untuk itu, imbuh dia, dalam lima tahun ini Kementan juga gencar memberikan bantuan Alsintan.

"Kami berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka meningkatkan produksi pangan," ujar menteri yang akrab disapa SYL itu.

https://money.kompas.com/read/2020/04/12/155907026/kementan-upayakan-pemanfaatan-alsintan-melalui-upja-dan-kub

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke