Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Singapura Pusing Tampung Tenaga Kerja Asing Selama Corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura dipusingkan dengan penanganan ratusan ribu tenaga kerja asing atau TKA di negaranya selama pemberlakuan pembatasan aktivitas guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Dilansir dari SCMP, Senin (14/4/2020), tempat-tempat penampungan yang digunakan sebagai isolasi bagi para TKA yang bekerja di Singapura sudah sangat penuh sesak.

Kementerian Kesehatan Singapura teranyar mengumumkan lonjakan kasus positif corona baru sebanyak 386 pasien, di mana sebanyak 280 kasus berasal dari pekerja asing.

Jika ditotal, sudah 2.918 TKA di negara itu yang terinfeksi Covid-19. Dengan persentase 40 persen merupakan pekerja asing. Mereka kebanyakan berasal dari China, Bangladesh, dan India.

Kebanyakan pekerja migran di penampungan milik pemerintah Singapura itu merupakan pemegang izin kerja dengan upah rendah yang banyak bekerja di sektor konstruksi. Pemerintah sudah mengkarantina hampir 200.000 pekerja asing di 43 komplek asrama yang tersebar di negara pulau itu.

Semua penghuni asrama dilarang meninggalkan gedung, sementara kebutuhan akomodasi dipenuhi oleh pemerintah. Bahkan ada setidaknya 8 asrama yang peraturannya lebih ketat, di mana penghuni dilarang keluar dari kamarnya saat pembatasan.

Dalam upaya terbaru, ribuan TKA ini akan dipindahkan ke lokasi karantina terapung dari asrama. Selain itu, banyak gedung-gedung flat kosong hingga barak militer juga dimanfaatkan untuk menampung mereka.


"Pemerintah fokus pada penduduk Singapura sendiri, sementara untuk para pekerja asing penanganannya diserahkan kepada pihak ketiga dan pengelola asrama. Ini tidak cukup, pihak ketiga dan pemilik asrama tidak akan sanggup mengatasi masalah ini," ujar Jeremy Lim, Ketua Komite Pelayanan HealthServe, organisasi nirlaba yang menangani pekerja asing di Singapura.

Kondisi para TKA di asrama-asrama penampungan jadi perdebatan di negara itu. Kementerian Tenaga Kerja Singapura dikritik karena kondisi penampungan yang jauh dari layak, seperti tempat yang kotor dan aturan yang memaksa penghuninya dilarang meninggalkan ruangan sepanjang hari.

Sebagian pekerja asing itu juga terpaksa memasak makanan sendiri karena enggan memakan makakan yang disediakan pemerintah. Sebuah laporan mengungkapkan, kalau anggaran makanan mereka hanya 140 dollar Singapura untuk setiap bulannya.

Selain masalah kondisi asrama dan makanan yang dinilai tak layak, para pekerja asing ini juga menghadapi ancaman PHK, upah yang tidak terbayar, dan kesulitan mengakses layanan kesehatan akibat wabah virus corona.

"Ketika jarak sosial sangat dekat di kamar asrama dengan penghuni mencapai 12-20 orang per kamar, itu akan meningkatkan risiko orang yang sehat tertular temannya yang sakit," menurut pernyataan organisasi advokasi pekerja migran lokal TWC2.

https://money.kompas.com/read/2020/04/14/093130726/singapura-pusing-tampung-tenaga-kerja-asing-selama-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke