Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Sosok Perempuan yang Ungkap Perdagangan Insang Pari Ilegal

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) memiliki total 62 orang pengawas perikanan wanita.

Mereka umumnya bertugas untuk mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, termasuk berhadapan dengan para pelaku ilegal fishing (IUUF).

Para "Kartini" ini juga menjalankan tugas selayaknya pengawas perikanan lain, yakni melakukan patroli dengan Kapal Pengawas maupun tugas penegakan hukum.

Tri Iswardhani misalnya, perempuan asal Kebumen yang bertugas di Pangkalan PSDKP Benoa ini menjadi salah satu otak penting yang mengungkap perdagangan insang pari manta ilegal yang terjadi di Pengambengan di Tahun 2014.

”Itu salah satu pengalaman yang luar biasa bagi saya, karena benar-benar tidak mudah mengungkap kasus tersebut,” ujar Tri dalam keterangan resmi, Selasa (21/4/2020).

Tri, demikian sapaan akrabnya, merupakan Pengawas Perikanan Madya yang merintis karirnya mulai dari Pengawas Perikanan Pertama.

Dia juga memiliki pengalaman memimpin Satuan Kerja Pengawasan.

”Sebelum ditugaskan di Benoa, saya pernah menjadi Kepala Satker PSDKP Karangantu (Banten) dan Pengambengan (Jembrana),” kisah Tri.

Sosok lainnya adalah Togu Katharina. Togu merupakan gadis keturunan Sumatera Utara yang banyak memiliki riwayat penugasan di wilayah Indonesia Bagian Timur.

”Saya telah bertugas selama 10 tahun sebagai Pengawas Perikanan, dan pernah bertugas di Tual, Merauke, dan Sorong,” ungkap Togu.

Sebagai Pengawas Perikanan, Togu mengakui tugasnya tidaklah mudah. Ia menyadari tugas membina nelayan dan menjadikan mereka pelaku usaha yang taat (comply) pasti banyak memiliki tantangan.


”Yah tentu tidak mudah, mengajak orang mematuhi peraturan perundang-undangan kan pasti tidak mudah. Kadang-kadang ada permasalahan kultur juga. Tapi kita semua belajar bagaimana menggunakan pendekatan yang baik,” ujar Togu yang pernah meraih beasiswa Australian Awards dan mengenyam pendidikan di Australia ini.

Hari Kartini bagi Tri dan Togu merupakan momen bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk bicara kesetaraan.

Mereka bisa menjadi gambaran bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang hebat, terbukti dengan capaian prestasi dalam penugasan di bidang pengawasan.

"Hari Kartini ini juga momen yang baik untuk mengirimkan pesan bahwa kelautan dan perikanan membutuhkan lebih banyak kiprah perempuan Indonesia," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/04/21/133901226/mengenal-sosok-perempuan-yang-ungkap-perdagangan-insang-pari-ilegal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke