Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi Korsel Minus 1,4 Persen

SEOUL, KOMPAS.com - Pagebluk virus corona atau Covid-19 membuat perekonomian Korea Selatan (Korsel) mengalami kontraksi terbesar sejak tahun 2008 pada kuartal I 2020.

Penyebabnya adalah kebijakan isolasi diri memukul konsumsi dan merosotnya perdagangan dunia.

Dilansir dari Reuters, Kamis (23/4/2020), pertumbuhan ekonomi Korsel terkontraksi atau minus 1,4 persen pada kuartal I 2020. Ini berdasarkan data awal yang dirilis bank sentral Korsel.

Angka ini merupakan kebalikan dari kuartal IV 2019 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,3 persen.

Menteri Keuangan Korsel Hong Nam Ki menyatakan, Negeri Ginseng tersebut harus mempersiapkan diri terhadap guncangan yang lebih besar pada kuartal II 2020. Sebab, permintaan dari negara-negara mitra dagang utama masih merosot.

Tindakan penanganan virus corona oleh Korsel dicermati oleh banyak negara lainnya, karena berhasil menurunkan penularan tanpa kebijakan lockdown total seperti di negara-negara lain.

Namun demikian, dampak virus corona terhadap perekonomian global telah membuat ekonomi Korsel yang sangat bergantung pada ekspor menjadi tertekan parah.

Konsumsi swasta Korsel tercatat minus 6,4 persen pada kuartal I 2020. Ini merupakan yang terburuk sejak kuartal I 1998 yang saat itu tercatat minus 13,8 persen.

"Ekonomi (Korsel) kemungkinan masih akan terkontraksi pada kuartal berikutnya, lantaran ekspor akan terus mengalami saat sulit," ujar Moon Jung Hui, ekonom di KB Bank.

"Konsumsi akan membaik, khususnya karena ada peningkatan belanja fiskal. Akan tetapi, ekspor produk-produk utama, termasuk produk petrokimia masih akan menderita," imbuh Moon.

Ekspor Korsel pun tercatat turun 2 persen pada kuartal I 2020 dibandingkan pada kuartal IV 2019.

Namun demikian, investasi konstruksi dan investasi modal tercatat masing-masing naik 1,3 persen dan 0,2 persen.


Ekspor selama periode 20 hari pertama bulan April 2020 tercatat anjlok hampir 27 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pengiriman barang pun diprediksi masih akan merosot dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, negara-negara mitra dagang utama seperti Eropa dan AS masih menerapkan lockdown.

Park Yang Su, direktur jenderal di Bank of Korea (BOK) mengatakan, ekonomi Korsel menghadapi perjuangan berat untuk kembali mencatatkan pertumbuhan.

Laju perekonomian pun tergantung pada tingkat keparahan kelemahan permintaan global dan permintaan domestik.

Investor khawatir merosotnya ekonomi China dapat sangat merusak pertumbuhan ekonomi global dan mengganggu permintaan untuk barang-barang ekspor utama Korsel termasuk chip memori dan produk petrokimia.

https://money.kompas.com/read/2020/04/23/140400526/imbas-virus-corona-pertumbuhan-ekonomi-korsel-minus-1-4-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke