Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengakuan Susi Pudjiastuti: Sulitnya Susi Air di Tengah Pandemi

Tak tanggung-tanggung, dalam 1 bulan hampir 98 persen pesawatnya tak lagi melakukan penerbangan, baik untuk penumpang maupun penerbangan kargo.

"Susi Air contohnya perusahaan yang saya punya, dalam 1 bulan kehilangan 98 persen dari penerbangan. How can we go back to 30 percent aja belum terbayang," kata Susi dalam konferensi video, Rabu (29/4/2020).

Susi menuturkan, penerbangan perintis sudah 95 persen berhenti karena bandara-bandara tujuan ditutup dan dibatasi operasionalnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penerbangan kargo, yang menjadi andalannya saat ini, tak senormal hari biasa.

"Hanya terbang yang kargo. Kalau charter penerbangan medis pun sekarang sangat ketat. Kita harus tahu penyakitnya apa. Karena kalau Covid-19 tidak bisa ditransportasikan. Kebanyakan ya tidak terbang," ujar Susi.

Rendahnya mobilitas penerbangan berimbas kepada operasional perusahaan. Tak jarang, efeknya pun sampai kepada karyawan yang harus cuti tanpa bayaran (unpaid leave).

Pilot-pilot Susi Air, baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) sebagian memanfaatkan cuti untuk pulang ke rumah masing-masing. Sebagian lainnya, terpaksa menetap di mess karena adanya PSBB maupun karantina wilayah.

"Ya akhirnya efeknya ke karyawan, ke semua. Mereka tidak ada kerjaan cuma di mess aja," ungkapnya.


Susi pun tak tahu pasti kapan operasional perusahaan akan membaik. Sebab, dunia masih bertanya-tanya kapan pandemi Covid-19 berakhir. Untuk meminimalkan kerugian dan menyejahterakan karyawan, pihaknya mengambil beragam peluang.

"Dengan apa yang kita coba lakukan mudah-mudahan 2-3 bulan ke depan bisa bertahan. Tapi kalau tidak, ya tidak tahu. Mungkin kami melakukan efisiensi, menutup base-base yang tidak produktif, menimalisir transporting cost. Ya kita perlu adjust," ungkapnya.

Tak lupa, dia menyempatkan diri untuk berbagi tips kepada masyarakat agar tetap produktif di rumah, seperti mengasah skil-skil baru. Sebab berakhirnya pandemi tak menjamin kesulitan keuangan juga berakhir. Sektor usaha masih harus bersusah payah mengembalikan ritme produksi yang normal.

"Supaya masyarakat tidak berpikir WFH seperti liburan. No. Itu hanya beberapa pekerjaan mungkin yang akan kembali (setelah berakhirnya pandemi). Nah bagaimana kita harus antisipasi ini," pungkas Susi.

https://money.kompas.com/read/2020/04/29/213900626/pengakuan-susi-pudjiastuti-sulitnya-susi-air-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke