Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PMI Indonesia Terendah Sejak 2011, BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga Bulan Ini

Pada April 2020, PMI tercatat menjadi 27,5 dari 45,3 pada Maret 2020. Capaian itu merupakan yang terendah dalam sejarah sejak data PMI pertama kali dikompilasi 9 tahun lalu.

PMI Indonesia yang sebesar 27,5 lebih rendah dibanding negara Asia lain, seperti Korea Selatan (41,6), Taiwan (42,2), Vietnam (32,7), Malaysia (31,3), dan Filipina (31,6).

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan, penurunan tajam dalam PMI Indonesia salah satunya bisa disebabkan oleh depresiasi rupiah. Pada kuartal I 2020, rupiah telah terdepresiasi 17,6 persen. Angka itu merupakan yang terburuk di Asia.

"Analisis sensitivitas kami menunjukkan dampak signifikan dari depresiasi mata uang terhadap sektor manufaktur Indonesia karena tingginya impor barang setengah jadi," ucap Satria dalam laporannya, Selasa (5/5/2020).

Data PMI terbaru menunjukkan depresiasi FX telah mendorong biaya input untuk bahan makanan, kain, logam tidak mulia, bahan kimia dan produk kertas.

Satria menyebut, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebagai respons dari perlambatan ekspor manufaktur. Namun, ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga secara drastis antara 50-70 bps dalam satu waktu mungkin terbatas.

"Pandangan kami di sini, BI hanya dapat memangkas suku bunga dengan suku bunga 25-bps bulan ini, sebagai respons terhadap perlambatan manufaktur," sebutnya.

Selain depresiasi rupiah, kata Satria, perusahaan memang tengah menghadapi penurunan penjualan baik dari dalam maupun secara global dari sisi permintaan.

Industri melaporkan adanya peningkatan kapasitas berlebih dan penurunan produksi. Ada juga laporan pengurangan lapangan kerja yang dapat menekan prospek permintaan.

"Sementara dari sisi penawaran, perusahaan melaporkan kekurangan bahan, adanya pembatasan transportasi, dan meningkatnya waktu pengiriman yang akhirnya mendorong beban biaya mereka," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian RI akan lebih parah jika dibanding dengan krisis 2008. Ditambah lagi, tidak ada yang bisa memprediksi hingga kapan pandemi ini akan berakhir.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, PMI Indonesia yang menjadi salah satu indikator perekonomian telah menunjukkan perekonomian Indonesia saat ini berada dalam kondisi sangat tertekan.

Tercatat, Purchasing Manager Index ( PMI) Indonesia tertekan cukup dalam, yaitu menjadi 27,5 di April 2020, yang terendah dalam sejarah.

Selain itu, menurut catatan Sri Mulyani, angka PMI manufaktur yang terkontraksi cukup dalam itu juga yang terendah jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.

"Saya baru dapat angka PMI Indonesia di 27, paling dalam dibanding dengan negara ASEAN dan juga terhadap Jepang dan Korea Selatan," ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (4/5/2020).

https://money.kompas.com/read/2020/05/05/090900526/pmi-indonesia-terendah-sejak-2011-bi-diprediksi-turunkan-suku-bunga-bulan-ini

Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke