Angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2020. Pada Maret 2020, BI mencatat capital outflow mencapai Rp 121,26 triliun.
Lebih rinci, minggu ke-1 April terjadi aliran modal asing masuk Rp 5,73 triliun. Kemudian pada minggu ke-2 dan ke-3 terjadi outflow masing-masing Rp 7,98 triliun dan Rp 2,41 triliun. Di minggu keempat, kembali terjadi inflow Rp 2,42 triliun.
Di awal Mei hingga 5 Mei, terjadi inflow sebesar Rp1,17 triliun.
"Alhamdulillh di April terjadi inflow. Outflow keseluruhan (sepanjang April) jauh lebih kecil Rp 10,39 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi video, Rabu (6/5/2020).
Penampakan capital inflow dan outflow sepanjang Maret - April 2020 sejalan dengan data historisnya. Data historis 2011-2019 menunjukkan, outflow terjadi dalam kurun waktu maksimal hanya 4 bulan dengan rerata Rp 29,2 triliun per bulan.
Setelah terjadi arus outflow, terjadi inflow dalam periode yang lebih lama dengan jumlah yang lebih besar. Sejak 2011-2019, inflow terjadi sekitar 21 bulan dengan jumlah rerata Rp 229,2 triliun.
Perry memprediksi, aliran modal asing akan makin deras pada Mei dan Juni 2020 seiring dengan berkurangnya virus corona (Covid-19). Inflow ini akan mendukung pembiayaan defisit APBN pemerintah untuk menangani Covid-19 dan mendukung stabilitas nilai tukar.
"Insya Allah dengan ikhtiar dan doa bulan Mei akan lebih baik. Inflow-nya sudah mulai kelihatan di April, Insya allah akan lebih kelihatan di Mei dan Juni," kata Perry.
https://money.kompas.com/read/2020/05/06/120200126/april-2020-modal-asing-yang-kabur-dari-ri-berkurang