Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Sarinah, BUMN Importir Beras dan Miras

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sarinah (Persero) tengah jadi sorotan menyusul rencana renovasi besar-besaran gedung miliknya yang berada di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Sarinah meminta semua tenant-tenant di gedungnya untuk tutup permanen, termasuk restoran cepat saji McDonald's.

Selain dikenal sebagai pemilik departemen store, Sarinah juga populer sebagai perusahaan importir minuman keras atau miras. Miras tersebut disalurkan di 15 toko bebas pajak miliknya yang tersebar di berbagai daerah.

Sebagai salah satu pemain importir miras terbesar di Indonesia, minuman beralkohol yang diimpor Sarinah jumlahnya mencapai ratusan merek yang didatangkan dari Australia, Prancis, Belanda, dan sejumlah negara Eropa.

Selain minuman alkohol, komoditas lain yang banyak diimpor BUMN ini antara lain beras khusus seperti basmati, calrose, dan japonica. Pada tahun 2018, impor beras khusus Sarinah bahkan mencapai 474.902 ton.

Sarinah juga menjadi perusahaan pelat merah yang memegang izin impor bahan kimia seperti sodium sakarin dan siklamat.

Sebagai BUMN di sektor perdagangan, Sarinah saat ini memiliki cabang toko di sejumlah kota seperti Malang, Medan, Makassar, Bali, Semarang, Bandung, Yogyakarta, Solo, Pekanbaru, Labuan Bajo, dan Tangerang.

Bisnis lain di luar usaha impor yakni penyewaan ruang, money changer, dan properti. Tercatat ada dua hotel yang dimiliki Sarinah yakni Hotel Braga di Bandung dan Hotel Sari Pasific Jakarta yang dikelola PT Sari Arthamas Hotel International (saham 50 persen).

Sementara untuk usaha valutas asing atau valas, Sarinah memiliki anak usaha PT Sari Valuta Asing yang jadi salah satu unit pendukung Sarinah Departement Store.

Perusahaan ini juga merambah masuk dalam bisnis ekspor barang-barang dari Indonesia di antaranya mebel, kayu rotan, batik, beriket arang, dan berbagai jenis kerajinan kayu.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebut kalau Sarinah perlu melakukan pembenahan agar bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin sengit, apalagi dengan semakin masifnya tren berbelanja online.

"Saya berkunjung ke Sarinah kemarin, selain mencari beberapa barang untuk isi kantor, saya ingin melihat langsung proses bisnis dan juga kondisi Sarinah saat ini," kata Erick.


"Ternyata memang banyak hal yang harus dibenahi. Pembaharuan perlu dilakukan untuk dapat tetap bersaing, namun dengan tidak meninggalkan nilai sejarah dari Sarinah itu sendiri," kata dia lagi.

Erick mengatakan, transformasi Sarinah pada intinya adalah kembali ke khitahnya dengan tetap menjaga keutuhan warisan para pendiri bangsa, namun dengan kemasan dan eksistensi kekinian dan yang menjanjikan pertumbuhan usaha berkelanjutan di masa depan.

Di sisi lain lanjut Erick, gedung yang telah berusia lebih dari setengah abad ini memang sudah saatnya direnovasi untuk menjaga kekokohan struktur dengan mempertimbangkan golden rule terkait dengan keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup.

"Sebenarnya rencana renovasi sudah lama dicanangkan namun baru saat ini mulai digulirkan," kata dia.

Terkait jadwal renovasi, Erick Thohir menyebutkan rencananya akan dimulai bukan Juni 2020. Namun karena belum redanya wabah Covid-19 maka pekerjaan renovasi dimulai dengan pekerjaan design, arsitektur, pemetaan, audit dan teknis lainnya yang tidak menimbulkan kerumunan.

"Diharapkan jika wabah usai maka pekerjaan konstruksi bisa segera dimulai secara bertahap. Pada kesempatan yang tepat kami akan umumkan ke masyarakat peta arah dan cetak biru transformasi Sarinah dan mengharapkan restu dan dukungan seluruh masyarakat," sambung Erick.

https://money.kompas.com/read/2020/05/10/123617826/bisnis-sarinah-bumn-importir-beras-dan-miras

Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke