Persiapan dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI YB Hariantono mengatakan, jumlah uang tunai tersebut menurun sebesar 17 persen dibanding periode pada Idul Fitri tahun lalu. Tahun lalu, rerata uang tunai tercapai Rp 12,31 triliun per minggu.
"Ini tidak terlepas dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah, banyak fasilitas umum, seperti tempat rekreasi dan pusat perbelanjaan tutup dan berdampak pada aktivitas penarikan uang tunai," ujar Hariantono dalam konferensi video, Rabu (13/5/2020).
Hariantono memperkirakan, kebutuhan uang tunai di Outlet BNI juga akan turun sebesar 23 persen. Sebabnya, terdapat pengalihan operasi outlet sebanyak 30 persen dari total 1.984 outlet per posisi 11 Mei 2020 sebagai bentuk upaya menekan penyebaran Covid -19.
"Penyebab lainnya antara lain tidak ada libur panjang Lebaran tahun ini, karena libur lebaran digeser ke tanggal 28-31 Desember 2020," ucap dia.
Sementara itu, kebutuhan terhadap uang tunai akan mencapai puncaknya pada periode 17 – 23 Mei 2020, atau minggu terakhir sebelum Hari Raya Idul Fitri nanti.
Peningkatan kebutuhan pada periode tersebut disebabkan oleh pembayaran gaji dan THR sehingga kebutuhan uang tunai masyarakat dalam mempersiapkan Lebaran melonjak.
"Komposisinya sama seperti tahun lalu. Kebutuhan cash di Jabodetabek kami siapkan Rp 1,46 triliun per minggu dan di luar Jabodetabek Rp 8,88 triliun. Berarti porsinya 14 persen di Jabodetabek dan 86 persen di luar Jabodetabek," pungkasnya.
https://money.kompas.com/read/2020/05/13/204400726/ramadhan-bni-siapkan-uang-tunai-rp-10-24-triliun-per-minggu