Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aset BPR dan BPRS Tumbuh 10,56 Persen di Tengah Pandemi Corona

KOMPAS.com - Aset industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tumbuh 10,56 persen menjadi Rp 150 triliun, pada Februari 2020 dibandingkan tahun sebelumnya,

Pertumbuhan tersebut juga ditopang dengan tumbuhnya penyaluran kredit yang dilakukan industri BPR sebesar 10,49 persen menjadi Rp 110 triliun.

Adapun jumlah dana masyarakat yang dihimpun BPR dari sisi deposito maupun tabungan masing-masing tumbuh sebesar 7,93 persen dan 13,66 persen menjadi Rp 72 triliun dan Rp 31 triliun pada periode yang sama.

“Karakteristik BPR maupun BPRS yang menawarkan kemudahan dalam penyaluran kredit dan keunikan dalam menghimpun dana masyarakat dibandingkan dengan bank konvensional menjadi daya tarik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Joko Suyanto dalam pernyataan tertulis, Kamis (21/5/2020).

Ia menjelaskan, hingga kini jumlah nasabah BPR maupun BPRS tercatat 18,3 juta rekening.
Nasabah tersebut didominasi penabung sebanyak 13,5 juta rekening dengan rata-rata jumlah tabungannya sebesar Rp 2,3 juta.

Sementara itu, nasabah debitur tercatat 4,1 juta rekening dan rata-rata pinjamannya Rp 27 juta.

“Hal ini tentunya mencerminkan, industri BPR dan BPRS memang hadir untuk melayani masyarakat kecil dan pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya,

Tantangan di Tengah Pandemi

Wabah Covid-19 berdampak ke berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali sektor ekonomi dan keuangan.

Berbagai upaya dan kebijakan pembatasan kegiatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 berimbas pada menurunnya kegiatan usaha dan bisnis.

“Dampak yang dirasakan oleh Industri BPR dan BPRS adalah turunnya kemampuan debitur untuk membayar angsuran dan meningkatnya penarikan dana simpanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Joko.

Merosotnya kemampuan debitur itu berpengaruh pada likuiditas BPR dan BPRS. Apalagi, dampak pandemi tidak tercermin dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disampaikan kepada regulator.

“Kondisi luar biasa ini harus kita hadapi bersama dengan menjaga kebersamaan, kekompakan, bergotong-royong, dan bersatu-padu untuk saling menjaga kondisi industri BPR dan BPRS agar mampu survive, bangkit, dan menang melewati masa Pandemi Covid-19,” ujarnya.

Ia menambahkan, Perbarindo memeringati Hari BPR-BPRS Nasional pada 21 Mei 2020 dengan cara berbeda.

“Pada peringatan kali ini Perbarindo mengikuti ketentuan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga tidak ada perayaan yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.

Peringatan, ia melanjutkan, dilakukan dengan meramaikan jagad maya melalui media sosial yang dimiliki oleh Perbarindo, BPR, BPRS, pengurus, karyawan, masyarakat, dan regulator.

Adapun kegiatan yang dilakukannya yakni doa bersama, santunan anak yatim, bakti sosial, dan pembagian sembako bagi masyarakat di sekitar kantor BPR-BPRS.

“Perbarindo juga memberikan pelatihan online bagi SDM Industri BPR dan BPRS, baik hard skill maupun soft skill,” ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/05/21/192229726/aset-bpr-dan-bprs-tumbuh-1056-persen-di-tengah-pandemi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke