Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkebunan Topang Ekonomi Bangka Belitung di Tengah Pandemi Corona

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal I 2020 masih positif di tengah merebaknya virus Covid-19 secara global.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal I 2020 sebesar 1,35 persen secara tahunan atau year on year (yoy), dengan nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 18,63 triliun.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal ini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV 2019 sebesar 3,99 persen (yoy) dan juga lebih rendah dari pertumbuhan kuartal I 2019 sebesar 2,81 persen (yoy).

Perlambatan ini disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi akibat merebaknya Covid-19.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung Tantan Heroika mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada kuartal ini ditopang oleh membaiknya kinerja pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertanian-perkebunan.

"Kinerja ekonomi sektor pertanian tumbuh menguat dari 2,04 persen (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi 5,31 persen (yoy) pada triwulan 1 2020," kata Tantan dalam keterangan tertulis, Senin (25/5/2020).

Dia menuturkan, membaiknya kinerja sektor pertanian didorong oleh masih tingginya produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit seiring dengan masih berlangsungya periode musim panen kelapa sawit pascakemarau panjang yang terjadi pada akhir 2019.

Pergerakan harga jual TBS juga relatif lebih tinggi dengan harga rata-rata acuan penjualan mencapai Rp 1.741 per kilogram pada kuartal I 2020 setelah pada kuartal sebelumnya hanya mencapai Rp 1.370 per kilogram.

Tingginya harga acuan penjualan TBS tersebut sejalan dengan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang juga meningkat.

Selain ditopang oleh sektor perkebunan, kinerja perikanan tangkap juga masih baik sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung.

Di tengah membaiknya kinerja sektor pertanian, kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan tercatat mengalami pertumbuhan yang semakin menurun sedangkan sektor perdagangan mengalami perlambatan.

Kinerja sektor pertambangan terkontraksi sebesar 7,91 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan yang terjadi pada kuartal sebelumnya sebesar 2,70 persen (yoy).


Menurunnya kinerja sektor pertambangan juga senada dengan pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan 2,86 persen (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 5,06 persen (yoy).

Menurunnya kinerja kedua sektor lapangan usaha tersebut disebabkan oleh menurunnya harga timah sebagai dampak menurunnya permintaan timah global akibat terbatasnya aktivitas industri otomotif dan elektronik selama pandemi Covid-19.

Kinerja harga timah global pada awal 2020 masih relatif baik.

Dampak dari menurunnya harga timah global ini menyebabkan perusahaan pengolahan timah menahan ekspor logam timah yang berdampak terhadap penurunan produksi logam timah.

Penurunan ekspor logam timah selanjutnya berdampak terhadap kinerja sektor perdagangan yang tumbuh melambat dari 2,34 (yoy) pada kuartal IV 2019 menjadi 1,96 (yoy) pada kuartal I 2020.

https://money.kompas.com/read/2020/05/26/132140526/perkebunan-topang-ekonomi-bangka-belitung-di-tengah-pandemi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke