Mengutip data Bloomberg Jumat (29/5/2020) rupiah ditutup pada level Rp 14.610 per dollar AS atau menguat 105 poin (0,71 persen), dibandingkan penutupan sebelumnya pada level Rp 14.715 per dollar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena pasar sangat optimis menyambut era baru kehidupan atau New normal yang sedang disiapkan oleh pemerintah.
Di samping itu, walaupun pasar global terus bergejolak, namun Bank Indonesia optimis fundamental ekonomi masih kuat dan stabil sehingga nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue.
"Arus modal asing yang di perdagangkan sesi pagi kembali keluar pasar, namun saat mendekati penutupan modal asing kembali masuk dan membanjiri pasar valas dan obligasi dalam negeri," kata Ibrahim.
Sementara itu, sentimen negatif juga muncul di pasar keuangan. Hal ini dipicu ketegangan antara AS dan China yang semakin memanas. Hal ini terjadi lantaran AS menuduh China tidak mampu mengatasi wabah Covid-19 sehingga menyebabkan jumlah kematian yang tinggi di dunia.
Kondisi ini semakin diperparah dengan rencana China menerbitkan Undang-undang Keamanan Nasional yang menekan Hong Kong dan menimbulkan reaksi AS.
"Presiden AS Donald Trump, mengatakan sebelum akhir pekan ini Amerika Serikat akan mengumumkan langkah apa yang akan diambil ke China terkait Undang-undang keamanan yang akan diterapkan di China," kata dia.
https://money.kompas.com/read/2020/05/29/170632926/akhir-pekan-rupiah-ditutup-menguat-jadi-rp-14610-per-dollar-as