Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Telkom Raih Laba Bersih Rp 18,66 Triliun, Pengamat Nilai Manajemen Sudah On the Right Track

KOMPAS.com – PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 Triliun pada 2019 dan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Ekonom dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat Acuviarta menilai, kemampuan Telkom meningkatkan pertumbuhan laba juga diikuti kinerja yang semakin baik dalam menekan biaya operasional.

“Saya kira apa yang dilakukan manajemen sekarang sudah on the right track, kita bisa melihat di semua lini terus tumbuh," katanya, Senin (1/6/2020).

Dia menerangkan, pada prinsipnya, Telkom secara korporasi mampu mengelola dan memanfaatkan potensi ekonomi di bisnis telekomunikasi secara optimal.

Untuk itu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan tersebut pun menyebut, hal tersebut menjadi pendorong utama pendapatan dan laba perusahaan.

"Itu poin penting yang menjadi value utama bisnis Telkom. Saya juga menilai, dalam banyak hal, kondisi kinerja Telkom merefleksikan kondisi industri telekomunikasi secara nasional," sambungnya.

Selain itu, dia mengatakan, berdasarkan rekapitulasi data terakhir ekonomi makro miliknya, pertumbuhan ekonomi makro Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen.

Namun pertumbuhan lapangan usaha Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) tumbuh 9,81 persen atau hampir double digit.

Senada Acuviarta, Dosen Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Dimitri Mahayana mengatakan, kinerja Telkom terus bertambah kuat karena selaras dengan karakter bisnis TIK.

Menurutnya, karakter bisnis TIK yang simultan tersebut sesuai dengan kenaikan kebutuhan masyarakat Indonesia ke layanan bisnis tersebut.

Dia pun menilai, posisi fundamental itu perlu dipertajam dengan fokus bisnis perusahaan pada tiga elemen utama penopang bisnis eksisting maupun masa depan, yaitu broadband, cloud, dan big data.

“Melalui cara ini, maka Telkom makin beranjak dari perusahaan operator telekomunikasi ke digital telecommunication company,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Adapun, laba bersih Telkom tak lepas dari pertumbuhan signifikan dari pendapatan Data Business Seluler (23 persen) dan dan pendapatan IndiHome (28,1 persen).

Pada segmen mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel, masih mengukuhkan diri sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia.

Pasalnya, jumlah pelanggan Telkomsel saat ini sebesar 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan.

Kinerja baik selama pandemi

Sementara itu, pendiri aplikasi analisa saham Tetra X Change sekaligus pendiri komunitas saham Teman Trader Luqman El Hakiem menyebut, kinerja Telkom relatif baik dibandingkan emiten sejenis sekalipun sedang masa pandemi Covid-19.

Dia menerangkan, saat pandemi, saham Telkom sempat menyentuh harga terendah Rp 2.450. Level ini terakhir kali dialami pada minggu ke-2 Februari 2015.

“Walaupun terkoreksi tajam, akhir pekan ini (akhir Mei 2020, red) sudah pulih ditutup di harga Rp3.150," ungkapnya.

Selain itu, dia menyebut investasi Telkom ke anak perusahaan juga harus dipastikan terkendali dan tidak menggerogoti induk.

Melalui cara ini, sambung Luqman, maka pertumbuhan Earning per Share (EPS) bisa lebih baik dari laporan keuangan 2019 sebesar 3,2 persen.

"Secara umum, operasional Telkom bagus. Namun perlu segera penanganan, restrukturisasi untuk investasi ke anak perusahaan agar tidak jadi beban dan balik menjadi penunjang kinerja saham Telkom," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2020/06/05/153109726/telkom-raih-laba-bersih-rp-1866-triliun-pengamat-nilai-manajemen-sudah-on-the

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke