Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lewat Celemek dan Masker, Nadjani Bertahan di Tengah Pandemi Corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah sektor industri terpukul akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah industri fashion alias mode.

Pemilik brand fashion Nadjani, Nadya Amatullah Nizar mengatakan, akibat dari pandemi ini transkasi penjualannya menurun hingga 30 persen.

Walaupun demikian, ia menyebut, semua para pegawainya tidak ada yang diberhentikan alias dipecat.

"Industri fashion ini berbeda dengan industri makanan dan minuman, kalau makanan dan minuman kan tentu banyak dicari orang-orang. Industri seperti saya ini, justru tidak dicari apalagi ada pandemi membuat orang-orang banyak yang memilih di rumah saja," ujarnya dalam media briefing UMKM Lokal di New Normal yang disiarkan secara virtual, Rabu (10/6/2020).

Nadya membeberkan ada beberapa strategi yang ia lakukan agar bisnisnya masih tetap bisa hidup di tengah pandemi ini. Pertama adalah harus bisa melihat peluang.

Nadya menceritakan, awalnya, jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba, ia sudah membuat produk baju lebaran untuk dijual.

Namun, dikarenakan ada pandemi yang mewajibkan masyarakat untuk tidak keluar dan bersilahturahmi Ramadhan secara virtual, membuat baju-baju lebarannya tidak dilirik oleh pasar.

Akhirnya, Nadya pun mencoba untuk berpikir dan melihat peluang bahwa saat ini banyak masyarakat semenjak di rumah saja memilih untuk menyibukkan diri di dapur dengan memasak.

"Saya kira saat ini banyak yang sibuk memasak dan saya berpikir sepertinya celemek sangat dibutuhkan masyarakat. Sisa bahan untuk membuat baju lebaran tadi saya manfaatkan dengan membuat celemek dan ternyata sangat diterima dan dicari oleh banyak orang," katanya.


Ia menyebut dari total jumlah celemek yang ia jual sebanyak 1.300 buah, semuanya lenyap terjual hanya dalam waktu 2 hari.

Kedua, lanjut dia, harus terus berinovasi. Nadya mengatakan semenjak pemerintah sudah mewajibkan masyarakat menggunakan masker, terbesitlah idenya untuk membuat dan menjual masker kain yang motifnya beragam.

Masker tersebut dia jual secara online, tidak menunggu beberapa jam saja, maskernya habis diburu pembeli.

"Masker saya pun juga banyak yang nyari, bayangkan saja, dari 2.000 produk masker yang saya buat, hanya dalam waktu 2 menit saja saya iklankan di Tokopedia, sudah langsung terjual habis," jelasnya.

Lalu tips yang ketiga, kata dia, harus gencar membuat promo. Seperti biasanya dengan membuat promo bisa menggaet keinginan masyarakat untuk berbelanja.

Nadya juga mendorong para pegiat usaha lokal lainnya khususnya yang berada di industri fahsion muslim untuk bisa berjuang, berinovasi dan melihat peluang agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Jangan pantang menyerah, teruslah berinovasi, dan liihatlah peluang sekecil apapun itu. Kita harus terus berjuang di new normal ini," pungkas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/06/10/173249126/lewat-celemek-dan-masker-nadjani-bertahan-di-tengah-pandemi-corona

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke