NEW YORK, KOMPAS.com - Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) memperingatkan risiko resesi ekonomi akibat pagebluk virus corona.
Dilansir dari CNBC, Kamis (11/6/2020), OECD menyebut, pagebluk virus corona semakin membuat dunia terseret dalam jurang resesi terburuk di luar periode perang dalam 100 tahun.
Kebijakan lockdown yang ketat dan larangan bepergian yang diterapkan negara-negara di seluruh dunia menyebabkan kemerosotan tajam dalam aktivitas bisnis.
Rantai pasok global terhambat, kesenjangan, dan tingkat utang melonjak. Tingkat keyakinan konsumen dan dunia usaha pun anjlok.
"Dampak ekonomi (akibat virus corona) sangat buruk sekali di manapun. Pemulihannya akan lambat dan krisis akan memiliki dampak yang bertahan lama, secara tidak proporsional memengaruhi golongan masyarakat yang paling rentan," tulis OECD dalam laporan Economic Outlook yang dirilis hari ini.
Kepala ekonom OECD Laurence Boone menjelaskan, ketidakpastian yang dihadapi saat ini sangat tinggi.
Namun demikian, imbuh Boone, OECD mengekspektasikan kegiatan ekonomi akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
"Kita akan melihat kenaikan, yang kemungkinan perbaikan akan seperti bentuk V, sejalan dengan sejumlah sektor mulai dibuka kembali dan dapat bekerja," jelas Boone.
Bentuk V yang dimaksud adalah perbaikan signifikan yang terjadi setelah ada penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi.
"Akan tetapi, karena (sektor) pariwisata, hiburan, dan sejenisnya tidak bisa bekerja seperti sebelumnya, maka sulit untuk bentuk V ini mulai dengan cepat kemudian merangkak ke atas seperti kondisi sebelummya," ujar Boone.
OECD merilis dua proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Asumsi pertama, ada gelombang kedua pandemi virus corona, serta asumsi kedua adalah gelombang kedua dapat dihindari.
Dalam skenario pertama, OECD menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi alias minus 7,6 persen sepanjang tahun ini.
Adapun jika tidak ada gelombang kedua penularan virus corona, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 6 persen pada tahun 2020.
"Kedua skenario ini suram, karena kegiatan ekonomi belum dan tidak bisa kembali ke normal di tengah situasi ini," terang OECD.
Lembaga itu menyebut, pada akhir tahun 2021, hilangnya pendapatan akan melampaui resesi-resesi sebelumnya dalam 100 tahun terakhir di luar periode perang.
Dampak yang sangat parah akan dirasakan oleh masyarakat, perusahaan, maupun pemerintah.
https://money.kompas.com/read/2020/06/11/124401226/imbas-corona-oecd-prediksi-resesi-global-terburuk-dalam-100-tahun