Realisasi pembiayaan utang tersebut setara dengan 35,8 triliun terhadap Perpres 54 2020 yang merupakan perubahan APBN 2020. Pasalnya tahun ini, pemerintah menargetkan pembiayaan utang untuk menutup defisit anggaran sebesar Rp 1.006,4 triliun..
Jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu, jumlah tersebut melonjak 123 persen.
Di periode akhir Mei 2019, realisasi pembiayaan utang hanya Rp 161,7 triliun bahkan pertumbuhannya terkontraksi alias minus 9,4 persen (yoy).
“Realisasi pembiayaan utang sampai dengan 31 Mei 2020 Rp 360,7 triliun atau 35,8 persen terhadap perubahan APBN," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (16/6/2020).
Secara lebih rinci dijelaskan sumber pembiayaan utang tersebut berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 369 triliun, tumbuh 98,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut setara dengan 67,1 persen dari target pembiayaan dari SBN berdasarkan Perpres 54 tahun 2020 yang sebesar Rp 999,4 triliun.
Sedangkan untuk pembiayaan investasi tercatat 2,6 persen terhadap perubahan APBN. Kemudian pemberian pinjaman Rp 1,7 triliun atau tumbuh 37,5 persen.
Meski demikian, dalam keterangannya otoritas fiskal menyebut pembiayaan utang tersebut masih sejalan dengan target pemerintah. Hingga saat ini pun Kemenkeu menunggu Surat Keputusan Bersama (SKB) kedua dengan Bank Indonesia (BI) untuk pembiayaan.
“Pembiayaan utang masih on track dan menunggu SKB II dengan BI untuk pembiayaan pemulihan ekonomi nasional (PEN),” tulisnya.
Selain itu, kenaikan pembiayaan utang terjadi karena pasar SBN juga mulai kembali bergeliat sejak April 2020. Sehingga penawaran asing terhadap surat utang pemerintah kembali normal.
“Pasar SBN mulai bullish, seiring tren incoming bid lelang SUN mulai naik sejak April, bahkan incoming bid asing sudah berada pada kondisi yang normal, seiring dengan terjadinya net foreign buying pada beberapa minggu terakhir,” tambahnya.
https://money.kompas.com/read/2020/06/16/190000726/januari-mei-2020-pemerintah-sudah-tarik-utang-rp-360-7-triliun