Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Sentral Inggris Minta Maaf karena Perbudakan di Masa Lalu

Dikutip dari CNN, Minggu (21/6/2020) beberapa perusahaan di Inggris mengakui soal keterlibatan dalam perdagangan budak di masa lalu, dan telah berjanji bakal memberikan dukungan finansial untuk komunitas hitam dan etnis minoritas di negara tersebut.

Keterlibatan perusahaan-perusahaan pada perdagangan budak di masa lalu disorot dalam database University College London yang mengeksplorasi warisan kepemilikan budak di Inggris, yang memberikan kontribusi besar bagi kekayaan negara.

Sepanjang tahun 1640 hingga 1807, Inggris telah memperbudak 3,1 juta penduduk Afrika dan mengirim mereka ke seluruh dunia.

Banyak dari penduduk yang diperbudak itu dibawah ke Karibia untuk bekerja di kebun tebu, dan membuat pemilik mereka menjadi kaya raya dari hasil ekspor gula, molase, dan rum.

Ketika perbudakan kolonial akhirnya dihapuskan pada tahun 1833 Pemerintah Inggris membayar 25 juta dollar AS memberikan kompensasi kepada pemilik budak. Nilai kompensasi tersebut setara dengan 20,6 miliar dollar AS.

Sementara itu, individu-individu yang menjadi budak tidak menerima apa-apa. 

Adapun beberapa pekan terakhir, tengah meletus aksi massa Black Lives Matter di Inggris, dengan para demonstran yang merobohkan patung pedagang budak di abad ketujuh belas, Edward Colston.

Aksi massa pun menyerukan utnutk menghapus dan merobohkan monumen lain dengan sejarah yang serupa.

"Pemilik budak menjadi sangat penting, sebab kala itu mereka menjadi salah satu penyebab perbudakan masuk ke kawasan metropolitan Inggris," jelas University of College.

Berdasarkan database kampus tersebut, beberapa gubernur dan direktur Bank of England diketahui memiliki budak.

Para individual tersebut mendapatkan kompensasi dari pemerintah Inggris ketika perbudakan dihilangkan. Mereka mengantongi beberapa ribu poundsterling lantaran telah melakukan pembebasan terhadap budak.

Juru bicara Bank of England dalam sebuah keterangannya mengatakan, perbudakan yang dilakukan pada kisaran abad ke-18 dan 19 merupakan bagian sejarah yang tidak dapat diterima.

Pihaknya pun mengungkapkan permintaan maaf atas peran gubernur dan direktur pendahulu yang terlibat dalam perbudakan budak.

Saat ini, perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia tengah bergulat dengan cara mengatasi ketidakadilan rasial.

Perusahaan-perusahaan tua di Inggris, seperti Lloyd's of London yang merupakan pasar asuransi tertua di dunia, serta perusahaan waralaba pub Greene King mengakui keterlibatan mereka terhadap perbudakan pekan ini.

https://money.kompas.com/read/2020/06/21/110000126/bank-sentral-inggris-minta-maaf-karena-perbudakan-di-masa-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke