Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BPS: Ekonomi RI Bakal Alami Kontraksi di Kuartal II 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun ini bisa dipastikan bakal mengalami kontraksi.

Dia pun memaparkan beberapa indikator kinerja perekonomian sepanjang kuartal II 2020 yang jauh lebih buruk jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang telah mengalami tekanan.

Misalnya saja terjadi kemerosotan penjualan mobil yang mencapai 93,21 persen, kemudian penjualan motor juga mengalami kontraksi hingga 79,31 persen.

"Jadi dalam sekali, demikian juga dengan impor bahan baku. Untuk PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur Indonesia meski ada kenaikan sedikit pada Mei di 28,6 masih jauh dari 50, di mana itu angka yang diinginkan," ujar Suhariyanto ketika melakukan rapat kerja dengan DPR RI, Senin (22/6/2020).

Lebih lanjut dirinya pun menjelaskan, dari segi pengeluaran, kinerja perekonomian RI di kuartal II juga menunjukkan situasi yang muram.

Misalnya saja dari sisi jumlah penumpang angkutan udara pada kuartal I-2020 kontraksi sudah terjadi namun masih di kisaran 13,62 persen.

Adapun pada posisi saat ini, di kuartal II 2020, angka tersebut sudah merosot lebih dalam di kisaran 87,91 persen.

Belanja pemerintah pun menunjukkan kinerja yang suram. Meski pada kuartal I belanja pegawai masih meningkat, namun untuk belanja barang sudah mengalami kontraksi sebesar 6,12 persen.

"Sedangkan di kuartal II ini baik belanja pegawai dan barang atau modal kontraksinya lebih dalam. Tapi untuk realisasi bansos lebih bagus dari kuartal I karena pemerintah memang berkomitmen meningkatkan perlindungan sosial," jelas dia.


Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020.

Bendahara Negara itu mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan mengalami kontraksi alias menurun menjadi negatif 3,8 persen.

“Namun kuartal II kita alami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF (Badan Kebijakan Fiskal) bilang negatif 3,8 persen,” ujar Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (19/6/2020).

Proyeksi tersebut melebar dari yang disampaikan Sri Mulyani pada Selasa (16/6/2020) ketika memaparkan realisasi APBN hingga Mei 2020.

Saat itu, dia memproyeksi ekonomi Indonesia minus 3,1 persen di kuartal II yaitu pada April-Juni 2020.

Adapun realisasi kinerja perekonomian hingga akhir tahun akan sangat bergantung pada kinerja perekonomian semester II. Artinya, pemulihan ekonomi di kuartal III dan IV akan juga menentukan perekonomian di tahun mendatang.

“Jadi kondisi apakah semester dua atau kuartal III dan kuartal IV, apakah kita sudah bisa pulih, sudah tertuang dalam postur APBN yang baru,” jelasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/06/22/141300926/bps--ekonomi-ri-bakal-alami-kontraksi-di-kuartal-ii-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke