Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekspor Thailand Anjlok 22,5 Persen, Terendah Sejak 2009

BANGKOK, KOMPAS.com - Ekspor Thailand anjlok 22,5 persen pada Mei 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini merupakan penurunan terbesar sejak tahun 2009.

Anjloknya ekspor Thailand menegaskan dampak pagebluk virus corona terhadap perekonomian negara yang sangat mengandalkan perdagangan tersebut.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (24/6/2020), ekspor Thailand merosot tajam pada bulan lalu sejalan dengan kebijakan lockdown yang diterapkan untuk menekan penyebaran virus corona.

"Angka (ekspor) pada April dan Mei sudah rendah, dan kemungkinan tidak akan lebih rendah. Akan tetapi, kekhawatirannya adalah tentang kapan (ekspor) akan pulih," kata Pimchanok Vonkorpon, direktur jenderal kebijakan dan strategi perdagangan Kementerian Perdagangan Thailand.

Mesin ekonomi Thailand lainnya, yakni pariwisata, juga anjlok akibat larangan perjalanan yang diterapkan negara-negara di seluruh dunia. Akibatnya, ekonomi Thailand bergerak menuju kontraksi terburuk dalam dua dekade.

Nilai tukar mata uang baht pun menguat lebih dari 6 persen terhadap dollar AS dalam tiga bulan terakhir. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap daya saing Thailand.

Data Kementerian Perdagangan Thailand menunjukkan, impor merosot 34,4 persen pada Mei 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, neraca perdagangan Thailand tercatat surplus 2,7 miliar dollar AS.

Pada Mei 2020, ekspor emas Thailand melonjak 735 persen. Thailand sendiri merupakan salah satu pusat perdagangan emas terbesar di Asia.

Para pedagang emas lokal disebut mengambil untung atas naiknya harga emas dan mengonversinya ke baht. Imbasnya, kurs baht menguat.

Bank sentral Thailand pun akan merilis proyeksi ekonomi teranyar.

https://money.kompas.com/read/2020/06/24/173942226/ekspor-thailand-anjlok-225-persen-terendah-sejak-2009

Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke