Seperti diketahui, ekonomi saat ini sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi nasional merosot di kisaran 2,9 persen.
Penurunan ini disinyalir akan menimbulkan krisis ekonomi yang bisa berdampak lebih parah dibanding krisis yang terjadi pada era 1998.
Di sisi lain, pengangguran yang meluas jadi ancaman di depan mata mengikuti gulung tikarnya kegiatan ekonomi sampai tingkat nasional dan daya beli masyarakat juga anjlok.
Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi pemulihan yang cepat dan tepat untuk menghindari krisis ekonomi. Airlangga mengatakan, ada tiga program yang dilakukan pemerintah sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi dalam negeri.
Ketiganya yaitu program pemulihan ekonomi nasional, program exit strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru, serta reset dan transformasi ekonomi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
Berkaitan dengan program pemulihan ekonomi nasional, menurut Airlangga, kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) terkait Covid-19 sudah mulai menampakkan hasil.
“Sampai dengan 31 Mei 2020, terdapat 13 penyalur KUR yang telah melaporkan pelaksanaan kebijakan KUR yang diberikan kepada penerima KUR,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/7/2020).
Secara rinci, realisasinya, tambahan subsidi bunga KUR telah diberikan pada 1.449.570 debitur dengan baki debet Rp 46,1 triliun. Penundaan angsuran pokok paling lama 6 bulan diberikan kepada 1.395.009 debitur dengan baki debet Rp 40,7 triliun.
Terakhir, relaksasi KUR berupa perpanjangan jangka waktu pada 1.393.024 debitur dengan baki debet Rp 39,9 triliun.
Dalam program exit strategy, Airlangga mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, di antaranya, perlu timeboxing untuk berhasil di dua aspek, yakni perekonomian pulih dan aman dari virus.
Pencegahan penyebaran virus melalui perluasan kapasitas treatment dan testing, serta menemukan obat dan vaksin. Kemudian, penyelamatan perekonomian global dengan dukungan bagi masyarakat dan dunia usaha yang terdampak.
"Serta pembukaan ekonomi saat virus mereda, dan percepatan pemulihan ekonomi," katanya.
Mengenai riset dan strategi, Airlangga menyebutkan, pandemi Covid-19 mendorong dilakukannya transformasi ekonomi di mana peran teknologi informasi menjadi penting, di samping juga upaya percepatan perijinan, penyederhanaan birokrasi, serta reformasi digital.
"Untuk mempercepat pemulihan juga perlu transformasi digital pasca-pandemi, pembangunan infrastruktur (padat karya) yang tetap dilanjutkan, integrasi RTRW kawasan perkotaan dengan kebijakan nasional, serta dorongan insentif pajak, dan transformasi struktural," pungkasnya.
https://money.kompas.com/read/2020/07/04/153000726/menko-airlangga-optimistis-pemulihan-ekonomi-makin-cepat-pada-kuartal-iii-2020