Pasalnya di masa new normal, manajemen digital seperti pengadopsian model bisnis dan model keuangan (pembayaran) diprediksi mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Berbagai managemen digital sangat penting. Kami melihat ekonomi kerakyatan ini, yang sering kita sebut dengan sektor informal. Mereka potensinya sangat besar 67,5 juta UMKM kalau kita lakukan kebijakan yang afirmatif, bisa jadi sumber pertumbuhan baru," kata Perry dalam webinar Kafegama, Senin (6/7/2020).
Untuk membuat UMKM jadi sumber pertumbuhan baru, Bank Indonesia telah meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 sejak Mei 2019.
BSPI 2025 adalah panduan arah kebijakan Bank Indonesia (BI) di bidang sistem pembayaran pada era digital dalam rangka mendukung pembentukan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang kondusif.
"Oleh karena itu kami dorong sistem pembayaran digital, QRIS kami kampanyekan. Sektor informal yang memakai pembayaran digital kami masukkan jadi sektor formal. Sekarang 3,7 juta merchant sudah teregister," sebut Perry.
Sementara itu Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menuturkan, prospek ekonomi Indonesia yang masih terlihat lebih baik dibanding negara lain salah satunya didukung oleh digitalisasi.
Adapun untuk bertahan di masa new normal, UMKM perlu mengambil peluang dengan digitalisasi, meski biasanya peluang diikuti dengan berbagai risiko.
Digitalisasi memungkinkan terjadinya mobilitas masyarakat yang tinggi sehingga menjadi solusi relevan di masa new normal.
"Digitalisasi menjadi kunci, dan mereka (sektor informal) menjadi new source of growth. Dia merasuki semua sendi kehidupan. Mengubah pola transaksi kita," pungkas Filianingsih.
https://money.kompas.com/read/2020/07/06/103734926/kata-bos-bi-ini-kunci-umkm-bisa-tumbuh-di-masa-new-normal