Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kalung Antivirus Corona, Kementan Bantah "Overclaim" hingga Akan Uji Klinis

Ternyata kalung itu bukanlah antivirus dengan makna sebenarnya. Pengujian baru sampai tahap in vitro di laboratorium dan bukan spesifik pada jenis virus corona SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan mengaku, pengujian dilakukan pada virus corona terhadap model virus corona beta dan gamma. Hasilnya, formula Balitbangtan mampu menghambat 100 persen pertumbuhan virus avian influenza dan gamma coronavirus.

Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Jufry memastikan bahwa produk kalung berbasis eucalyptus merupakan aromaterapi dan bukan antivirus corona.

"Kami tidak overclaim.  Izin dari BPOM tidak menyebut antivirus di situ, sama seperti di eucalyptus roll on ini tidak menyebut. Izin edar ini sebagai jamu," kata Fadjry dalam konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Bogor, Senin (6/7/2020)..

Rencananya, pada Agustus 2020, masyarakat sudah bisa membeli produk ini di apotek atau supermarket terdekat.

"Ini (di kemasan) ada tulisan antivirus corona karena prototype. Jadi penyemangat untuk teman-teman peneliti bahwa kita akan menuju ke sana (antivirus corona)," katanya.

Ia menjelaskan, produk kalung ini merupakan aksesori aromaterapi yang didesain dalam bentuk seperti name tag sehingga mudah dibawa ke mana saja tanpa khawatir tertinggal atau tercecer.

Produk ini diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp dan didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.

Produk ini mengeluarkan aroma secara lepas lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.

"Ini kan aksesori kesehatan, bisa dihirup dan ini bisa bunuh virus corona yang ada di sekitar kita," kata Fadjry.

Selain kalung, ada empat produk berbasis eucalyptus lainnya buatan Kementan, yakni roll on, inhaler, balsam, dan diffuser aromaterapi. Produk roll on dan inhaler rencananya mulai dipasarkan pada akhir Juli 2020.

Perusahaan yang bakal memproduksi kalung, roll on, dan inhaler tersebut yakni PT Eagle Indopharma (Cap Lang), yang perjanjian kerja samanya telah diteken pada Mei 2020.

Fadjry berkisah, munculnya produk berbasis eucalyptus itu berawal dari virus corona asal China yang masuk ke Indonesia. Penelitian pun mulai dilakukan sejak Maret 2020.

Penelitian diawali dengan studi literatur dan pengalaman empiris tanaman potensial antivirus dan penambah daya tahan tubuh. Selanjutnya terpilih sekitar 50 tanaman potensial.

Kemudian, dilakukan ekstraksi maupun destilasi untuk mendapatkan bahan aktifnya. Bahan aktif yang diperoleh kemudian diuji karakteristik dan kemampuan anti virusnya dengan pengujian in vitro pada telur berembrio.

Hasil pengujian terhadap beberapa bahan aktif menunjukkan bahwa eucalyptus mampu membunuh 80-10 persen virus influenza dan corona.

Bahan aktif utamanya terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona.

Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan minyak eucalyptus tersebut menjadi beberapa varian produk yang kemudian diuji coba kepada 16 pasien positif Covid-19 tanpa uji klinis.

"Kami hanya me-record testimoni mereka, tetapi tidak melakukan pengujian terhadap kondisi kesehatannya," kata dia.

Menurut dia, uji klinis tidak dilakukan lembaganya karena memang tidak memiliki wewenang dan kompetensi untuk melakukan hal itu. Uji klinis harus dilakukan oleh tim dokter, dalam hal ini harus diketuai oleh dokter spesialis paru.

Namun, saat ini tawaran untuk uji klinis sudah datang dari Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin. Fadjry memastikan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan penelitian dengan bantuan perguruan tinggi untuk memastikan manfaat produk sebagai antivirus.

"Produk ini masuk dalam kategori jamu, dan registrasinya memang tidak harus uji klinis. Namun, Kementan melanjutkan riset ini dan akan uji klinis," ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2020/07/07/110700726/kalung-antivirus-corona-kementan-bantah-overclaim-hingga-akan-uji-klinis

Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke