Ia mengatakan, penurunan tersebut sebagai imbas dari pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pihaknya saat ini tengah mendorong pemulihan ekonomi sehingga diharapkan pada 2021 ekonomi Jabar bisa lompat ke 9 persen.
"Kita optimistis sampai akhir Desember 2020, Jawa Barat masih bisa positif minimal di 2 persen-3 persen. Dan berharap 2021 lompat ke 9 persen, ada euforia. Kemudian normal lagi 5 persen di tahun-tahun berikutnya," kata dia dalam webinar DBS Asian Insights Conference 2020, Kamis (16/7/2020).
Ia mengatakan, menurut kajian yang dilakukan Universitas Padjajaran (Unpad) Jabar berpotensi mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, jika pemulihan ekonomi tidak segera di lakukan. Hal ini yang membuat pihaknya membuka kembali aktivitas ekonomi meski pandemi belum usai.
"Kalau kita tidak melakukan tindakan recovery ekonomi sambil melawan Covid-19, maka Jawa Barat di akhir tahun pertumbuhan ekonominya bisa minus, di bawah 0 persen, dan kembali positifnya itu cukup lama," ungkap dia.
Ridwan mengatakan, pemulihan ekonomi Jabar dimulai dengan memilah wilayah ke dalam lima rating yaitu hitam untuk kondisi kritis, merah untuk kondisi berat, kuning untuk kondisi cukup berat, biru untuk kondisi sudah cukup baik, serta hijau untuk kondisi baik.
Pada wilayah hitam kegiatan ekonomi dibuka 10 persen hanya untuk esensial bisnis. Wilayah merah ekonomi dibuka 30 persen, kuning dibuka 60 persen, biru dibuka 90 persen kecuali pendidikan, dan hijau 100 persen dibuka normal seperti dulu.
"Alhamdulillah sekarang 80 persen wilayah Jawa Barat ekonomi sudah dibuka kembali,” katanya.
Menurutnya, pembukaan ekonomi Jabar dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, yakni penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
"Jawa Barat optimis menjadi provinsi pertama yang bisa move on menuju provinsi yang ekonominya bisa positif dan mengalami percepatan recovery," pungkas Ridwan.
https://money.kompas.com/read/2020/07/16/173347926/ridwan-kamil-berharap-ekonomi-jabar-tumbuh-9-persen-pada-2021