Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak 3 Tips Ini Sebelum Percayakan Uang ke Perencana Keuangan

Kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang bisa dipetik bagi calon investor maupun calon klien yang hendak memercayakan arus keluar masuk keuangan kepada seorang perencana keuangan.

Agar kejadian tidak terulang, simak tips-tips ini untuk mengantisipasi agar keuangan Anda tetap aman.

1. Tahu tujuan

Sebelum menghubungi dan meminta bantuan seorang perencana keuangan, ada baiknya Anda menganalisa tujuan Anda terlebih dahulu.

Pasalnya, seorang perencana keuangan hanya bertugas untuk memberikan saran dan masukan untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan. Perencana keuangan bakal mengaturnya dalam buku perencanaan (book plan) dengan target tertentu yang harus dicapai tiap tahunnya.

"Misalnya mau untung besar, untung besar itu berapa? Berapa lama mau dicapai dan untuk apa? Setelah tahu tujuan, kemudian dibicarakan dengan perencana keuangan. Kalau tidak, perencana keuangan tidak bisa kasih saran," kata perencana keuangan, Eko Endarto kepada Kompas.com, Kamis (23/7/2020).

2. Bandingkan

Sama halnya dengan produk investasi maupun produk asuransi, calon klien harus membandingkan perusahaan-perusahaan perencana keuangan.

Setiap perusahaan perencanaan keuangan ada kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi calon klien.

"Tolong dibandingkan dengan yang lain. Tanya-tanya dengan orang lain, lihat pengalamannya, dan sebagainya," papar Eko.


3. Terus pantau

Wajib ditekankan, seorang perencana keuangan bukan manusia serba bisa. Perencana keuangan juga manusia yang penuh kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, para klien harus selalu mengawasi dan mengingatkan.

"Itulah fungsinya ada book plan. Book plan tadi akan membantu, kalau misalnya financial planner melenceng, kasih tahu di bukunya enggak seperti itu, lho. Kalau tujuan enggak tercapai, ingatkan dan tanyai bagaimana untuk mencapai target," ujar Eko.

Eko melanjutkan, seorang financial planner hanya berhak memberikan saran dan tidak boleh memegang akun klien seperti tugasnya manajer investasi dan sekuritas. Penempatan dana pun harus melalui persetujuan klien dan berdiskusi lebih lanjut.

Namun, keputusan tetap ada di tangan klien. Perencana keuangan bisa memberikan saran lain yang lebih relevan untuk si klien. Misalnya jika klien bertipe konsevatif hingga moderat, perencana keuangan bisa menyarankan produk investasi yang memiliki risiko lebih kecil dibanding saham.

Perencana keuangan juga harus memberi tahu konsekuensi dari setiap pilihan seorang klien, misalnya klien jadi harus berinvestasi dengan nominal yang lebih besar atau pencapaian tujuan tidak bisa secepat yang diinginkan.

"Intinya, sekuat apapun penjagaan dari luar, klien harus tetap mengawasi. Karena ketika uang itu sudah keluar, yakinlah kembalinya susah, di manapun itu. Jadi sebaiknya ketika uang belum keluar dari kantong, pertimbangkan dengan benar," pungkas Eko.

https://money.kompas.com/read/2020/07/23/120900526/simak-3-tips-ini-sebelum-percayakan-uang-ke-perencana-keuangan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke