KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai, pertanian Banyuwangi mulai mengarah ke pertanian modern.
“Pertanian modern ini ciri-cirinya memanfaatkan teknologi dan mekanisasi dalam beraktivitas, salah satunya menggunakan alat mesin pertanian (alsintan)," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (24/07/2020).
Menurut Mentan, dengan adanya modernisasi tersebut, petani di Banyuwangi juga akan mandiri dan makin maju.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun ikut mengapresiasi kemajuan sektor pertanian di Banyuwangi melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy.
Ia menilai bahwa petani Indonesia harus siap menyambut era pertanian 4.0 atau modernisasi.
“Alsintan bisa dimanfaatkan untuk mengolah tanah, menanam, panen, hingga pasca-panen, sehingga produktivitasnya makin meningkat ," kata dia.
Oleh karenanya, pada kesempatan itu, Sarwo Edhy Edhy terus mendorong para petani agar memaksimalkan alsintan.
Upaya maksimalkan alsitan di Banyuwangi
Upaya untuk memaksimalkan alsintan tersebut dilakukan dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti dari Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Tak hanya itu, Gapoktan ini juga membentuk Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Tani Makmur.
Adapun UPJA sendiri merupakan lembaga ekonomi di perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alsintan untuk memperoleh keuntungan usaha.
Manager UPJA Tani Makmur Heru Rusiyanto mengatakan, awalnya mereka mendapatkan hibah peralatan pertanian dari Kementan.
"Bantuan tersebut berupa combine harvester (CH) besar 1 unit dan rice transplanter (RT) 3 unit dan hand traktor 1 unit," kata dia.
Kemudian, menurut Heru, UPJA langsung mendapat respons positif dari petani karena dinilai efektif, efisien, dan mempersingkat waktu pekerjaan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa percepatan tanam yang dilakukan UPJA Tani Makmur tersebut juga mendapat pendampingan dari Dinas Pertanian.
“Petani tak perlu waktu lama dalam olah lahan, tanam, dan panen. Cara kerja alsintan juga lebih efisien,” ujar Heru.
Ia menambahkan, penggunaan alsintan bisa menghemat waktu dan uang. Begitu juga dengan memanfaatkan CH, petani bisa mendapat hasil panen lebih baik.
"CH menjadi alsintan pilihan petani karena di desa petani juga mulai kesulitan tenaga kerja untuk tanam," jelasnya.
Meski demikian, ia mengaku bahwa hasil sewa alsintan sejak awal berdiri sampai sekarang, omsetnya tak kurang dari Rp 500 juta.
Sementara itu, dukungan untuk modernisasi pertanian juga disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Petani harus bisa memaksimalkan penggunaannya, terlebih alsintan sangat penting untuk menggenjot produksi pangan," kata dia.
Tak hanya itu, menurut Azwar, mekanisasi pertanian juga bermanfaat, terutama untuk anak muda yang enggan turun ke sawah. Terlebih, upah buruh tani kini juga masih rendah.
“Oleh karena itu, keberadaan modernisasi pertanian dengan penggunaan alsintan bakal mampu menarik petani muda,” ujar Bupati Banyuwangi.
https://money.kompas.com/read/2020/07/24/182303526/manfaatkan-alsitan-mentan-nilai-pertanian-di-banyuwangi-mulai-modern
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan