Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Cuma Emas, Harga Bitcoin Juga Melonjak di Tengah Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) bitcoin kembali melampaui 11.200 dollar AS atau setara sekira Rp 162 juta pada Selasa (28/7/2020). Ini merupakan kali kedua harga bitcoin melampaui 10.000 dollar AS sejak April 2020 lalu.

Menurut CEO Indodax Oscar Darmawan, melonjaknya harga bitcoin membuktikan bahwa aset kripto itu mengalami penguatan harga di tengah pandemi Covid-19 dan era adaptasi kebiasaan baru atau new normal.

Oscar juga menyebut, kenaikan harga bitcoin dua kali ini membuktikan aset kripto tersebut merupakan alat investasi yang menarik di tengah pandemi. Padahal, komoditas investasi atau trading lainnya masih melemah, seperti saham, crowdfunding, dan lain-lain.

“Bitcoin kembali memuncak Rp 162 juta atau melebihi 11.200 dollar AS. Ini kali kedua harga bitcoin melewati 10.000 dollar AS di tahun ini sebagaimana yang terus kita informasikan sejak beberapa bulan lalu kalau bitcoin siap melesat dan mengalami tren bullish,” kata Oscar dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7/2020).

Pergerakan harga bitcoin selama pandemi atau dari awal tahun memang sudah terlihat. Bitcoin sempat melemah ke kisaran Rp 66 juta pada Maret lalu.

Menurut Oscar, kenaikan harga bitcoin didorong oleh tingginya permintaan dari Amerika Serikat, setelah Kantor Pengawas dan Mata Uang di AS atau Office of The Comptroller of The Currency (OCC) mengeluarkan pernyataan pada 22 Juli 2020.

Secara mengejutkan, OCC mengatakan bank-bank di AS diperbolehkan memegang cryptocurrency.

“Kebijakan pemerintah AS mendorong permintaan terhadap Bitcoin meningkat di negara tersebut. Karena sebelum kebijakan ini dikeluarkan, harga bitcoin bertahan di Rp 132 juta-Rp 140 juta selama beberapa minggu,” jelasnya.

Oscar mengatakan, kenaikan harga bitcoin ke Rp 162 juta tidak mengejutkan, Sebab, Bitcoin akan kembali menanjak, meski secara bertahap.

Dia menambahkan, AS juga masih akan mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan stimulus perekonomian, seperti yang akan dikeluarkan The Fed. Kebijakan itu juga akan meningkatkan daya beli di AS.

Sehingga, permintaan Bitcoin juga akan meningkat di Negeri Paman Sam.

“Tidak hanya di Amerika Serikat, beberapa negara maju di seperti di Eropa siap meluncurkan kebijakan yang mempermudah perizinan cryptocurrency," ungkap Oscar.


Namun demikian, Oscar memandang, kebijakan pemerintah tersebut tidak berpengaruh secara langsung kepada peningkatan harga bitcoin dan cryptocurrency lain. Kebijakan pemerintah tersebut hanya akan memicu dorongan permintaan atau pembelian bitcoin dan aset kripto lain.

Harga bitcoin dan aset kripto akan meningkat seiring meningkatnya permintaan tersebut.

“Kebijakan pemerintah hanya memicu daya beli atau meningkatkan permintaan. Bitcoin tidak terpengaruh secara langsung dengan kebijakan pemerintah. Hanya permintaan dan supply yang meningkatkan harga bitcoin. Ini juga berlaku bagi crypto lain,” ungkapnya.

Oscar pun menuturkan, bukan hanya bitcoin yang mengalami kenaikan harga. Ada banyak aset kripto yang meningkat secara fantastis.

“Selain bitcoin, ada beberapa cryptocurrency yang bagus untuk dikoleksi. Mengingat, beberapa crypto sudah menunjukkan performa yang fantastis selama pandemi dan new normal ini,” jelas Oscar.

Dengan meningkatnya harga bitcoin dan aset kripto yang lain, Oscar mengatakan, investor Indonesia juga bisa memanfaatkan momen ini, sebab bukan hanya untuk trader atau investor besar, tetapi untuk investor individu biasa.

https://money.kompas.com/read/2020/07/28/110429126/tidak-cuma-emas-harga-bitcoin-juga-melonjak-di-tengah-pandemi

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke