Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Emas Antam Kian Mahal, di Harga Berapa yang Tepat untuk Beli?

Tren melonjaknya harga emas Antam semakin menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini. Tapi membeli emas di saat harga tertinggi bukanlah langkah yang tepat.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19 membuat pelaku pasar menaruh dananya di produk investasi yang lebih aman (safe haven), yakni ke instrumen emas.

Namun, pandemi hanya bersifat jangka pandek, mengingat berbagai penelitian vaksin sedang dilakukan. Sedangkan emas sendiri, merupakan instrumen bersifat jangka panjang jika ingin mendapatkan keuntungan.

Sehingga, ketika vaksin ditemukan, pelaku pasar akan segera kembali ke instrumen obligasi dan saham. Harga emas pun akan anjlok, yang tentunya akan berakibat kerugian bagi masyarakat yang baru membeli di harga tertinggi seperti saat ini.

"Pada kondisi saat ini, pelaku pasar disarankan untuk wait and see, jadi lihat, amati, awasi saja. Tunggu sampai nanti pas ada aksi taking profit (sebagian besar investor menjual emasnya untuk ambil untung)," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Ibrahim mengatakan, ketika harga emas sedang melonjak tinggi merupakan kesempatan bagi para pelaku pasar yang sudah memiliki investasi di emas Antam untuk mengambil untung dengan menjual emas batangannya.

Dengan aksi jual ini, nantinya harga emas Antam pun akan lambat laun menurun. Saat harga menurun, barulah langkah yang tepat untuk membeli emas Antam.

Menurut Ibrahim, akan lebih tepat jika masyarakat berinvestasi di emas Antam ketika harganya sudah turun menyentuh level Rp 800.000-an per gram.

"Ketika para investor (pemilik emas Antam) menjual emasnya, maka harganya akan kembali turun. Pas di level-level Rp 800.000-an lah, baru di situ saat yang tepat investor lakukan pembelian," saran dia.

Ia bilang, kondisi ekonomi saat ini penuh ketidakpastian, maka memilih instrumen investasi juga harus lebih cermat. Jangan sampai, keinginan mendapatkan keuntungan malah menghasilkan kerugian di kemudian hari.

"Dalam kondisi begini, investor mungkin juga alami kebingungan karena bisa saja pekerjaan terhenti. Jadi jangan sampai malah membeli di harga tertinggi, dan kemudian terjerembab harga turun. Ini akan dua kali stresnya," ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/07/28/140738026/harga-emas-antam-kian-mahal-di-harga-berapa-yang-tepat-untuk-beli

Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke