Realisasi modal kerja yang dikucurkan ditargetkan mencapai Rp 100 triliun sampai akhir tahun 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, penjaminan kredit modal kerja korporasi dirasa perlu karena sektor ini banyak memperkerjakan tenaga kerja.
"Tentunya ini adalah sektor yang bisa keluar duluan. Karena sektor padat karya yang terkait dengan garmen kelihatan ada kenaikan kembali. Beberapa order di pertengahan kuartal kemarin mengalami penurunan dan pembatalan, ini mulai kembali memesan," kata Airlangga dalam konferensi video, Rabu (29/7/2020).
Dia bilang, program ini mampu menjaga daya tahan korporasi sehingga dapat melakukan pembenahan akibat pandemi Covid-19. Program penjaminan yang menjadi salah satu prioritas ini diharapkan dapat membantu mendongkrak ekonomi seiring dikucurkannya belanja-belanja pemerintah.
"Tahun 2021 merupakan momentum dan tentu di kuartal III dan IV 2020 (pertumbuhan ekonomi) didorong pemerintah. Di kuartal IV, mulai sektor korporasi menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi nasional," kata Airlangga.
Sebagai informasi, penjaminan kredit modal kerja korporasi digulirkan melalui special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, yakni Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Penyerapan pogram penjaminan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenkeu dengan LPEI tentang Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha Korporasi di dalam Rangka PEN, serta antara LPEI dan PT PII tentang Dukungan Loss Limit atas Penjaminan Pemerintah.
Penjaminan kredit modal kerja akan diberikan dengan plafon kredit di rentang Rp 10 miliar sampai Rp 1 triliun dengan target mencapai Rp 100 triliun pada 2021.
https://money.kompas.com/read/2020/07/29/105812026/pemerintah-luncurkan-kredit-modal-kerja-korporasi-senilai-rp-100-triliun